Lihat ke Halaman Asli

Ghesti Saraswati

Alumni Fisip UI

Monumen Fatmawati Diresmikan Jokowi, Mengenang Kepahlawanan Sang Saka Merah Putih

Diperbarui: 5 Februari 2020   15:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar hasil olahan sendiri. Teks diambil dari akun Twitter @jokowi

"Ibu Fatmawati bukan hanya ibunya warga Bengkulu, tetapi juga ibunya seluruh rakyat Indonesia. Beliau selamanya akan dikenang karena visi dan pandangan beliau yang jauh kedepan. Atas jasa beliau kita bangsa Indonesia memiliki bendera pusaka merah putih yang dijahit dengan tangan beliau sendiri dan dipersiapkan sebelum Indonesia merdeka," ujar Presiden Jokowi saat meresmikan monumen Fatmawati di Simpang Lima Ratu Samban, Bengkulu, hari ini, Rabu (5/2/2020) yang juga bertepatan dengan peringatan haul Fatmawati. Jokowi pun berpesan agar rakyat Indonesia meneladani dan mencontoh keteladanan dari sosok Fatmawati. Apa itu?

Tentu saja kita tahu siapa itu sosok Fatmawati, ia adalah salah satu pahlawan nasional, penjahit pertama bendera kebangsaan kita merah putih dan juga ibu negara pertama negara Indonesia. Ya, Fatmawati adalah istri dari Bung Karno, Presiden pertama RI. Ia lantas menjadi ibu negara pertama negara ini. Fatmawati mendampingi perjuangan Bung Karno mulai dari bangsa Indonesia belum merdeka, hingga Indonesia baru menapaki jalan terjal di awal kemerdakaannya. Sebuah peran yang tidak mudah, karena betapa sibuknya dan beratnya mendampingi seorang Bung Karno, aktivis politik yang mengatakan, lebih mencintai bangsanya dibanding keluarganya.

Fatmawati yang rela mengorbankan waktu, pikiran, harta dan jiwanya saat mendampingi Soekarno memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, lantas menjadi salah satu orang yang berperan saat proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh suaminya pada 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta. Fatmawati adalah penjahit bendera yang dikibarkan saat itu, ia menjahit Sang Saka Merah Putih menggunakan mesin jahit tangan merek Singer. Pose Fatmawati yang tengah menjahit Bendera Pusaka itu lah yang dijadikan monumen oleh pemerintah. Patung itu dikerjakan oleh seniman Nyoman Nuarta.

Jika kita mengenang kisah Fatmawati, tentu kita mengenang kisah perjuangan Soekarno. Bung Karno yang saat itu tinggal di Bengkulu, adalah akibat dari lantangnya perlawanan Bung Karno kepada Belanda. Ia diasingkan ke Bengkulu. Di sana, sambil mengisi waktu saat diasingkan, Bung Karno mengajar anak sekolah dan warga setempat. Saat itulah Soekarno bertemu dengan Fatmawati yang merupakan anak dari Hassan Dien, salah satu tokoh Muhammadiyah di Bengkulu.

Pertemuan itu berlanjut hingga Bung Karno menikahi Fatmawati dan menghasilkan keturunannya, yaitu Guntur Soekarnoputra, Megawati Soekarnoputri, Rachmawati Soekrnoputri, Sukmawati Seokarnoputri dan Guruh Soekarnoputra. Megawati pun pernah meneruskan perjuangan ayahnya dengan menjadi Presiden ke-5 RI. Dan kini cucunya (anak dari Megawati) Puan Maharani menjadi Ketua DPR RI.

Apa yang dilakukan pemerintah dengan menghormati jasa dan pengorbanan para pahlawannya sudah sangat tepat. Kita lihat di hampir semua negara maju di dunia, mereka begitu menghormati para pahlawannya. Jadi, tentu saja, memupuk kesadaran rakyat untuk meneladani jasa pahlawannya, adalah bagian dari Indonesia menapaki jalan kemajuan. Maju Terus Indonesiaku!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline