Lihat ke Halaman Asli

Ghesti Saraswati

Alumni Fisip UI

Tegas, Jokowi Ingin Harga Gas Industri Turun! Bandingkan dengan Negara Tetangga

Diperbarui: 6 Januari 2020   17:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi gas industri/samator.com

Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa harga gas industri seharusnya dapat diturunkan, karena sangat penting bagi kepastian industri di Indonesia. Hal itu disampaikan Jokowi saat membuka rapat terbatas perdana tahun 2020 di Istana Merdeka Jakarta dengan tema rapat Ketersediaan Gas untuk Industri, Senin (6/1/2020). Dalam rapat Presiden juga meminta jajarannya untuk segera menyelesaikan persoalan harga gas industri di Indonesia yang masih mahal dibanding negara lain. Sebuah ketegasan yang memang sangat perlu dilakukan agar produk Indonesia dapat bersaing! Mengapa?

1. Gas bukan saja komoditas, di Indonesia gas juga merupakan modal pembangunan. Banyak industri di Indonesia bertumpu pada ketersediaan gas, mulai dari industri pembangkit listrik, industri kimia, industri makanan, industri keramik, industri baja, industri pupuk, hingga industri gelas. Jadi, maju tidaknya produk dari industri tersebut, sangat bergantung terhadap harga gas, semakin murah, maka produk-produk dari industri di Indonesia bisa semakin murah harganya dan dapat bersaing di dunia internasional. Presiden Jokowi sempat membatalkan rencana Kementerian ESDM menaikan harga gas industri pada November 2019.

2. Harga Gas Indonesia Masih Lebih Mahal dibanding Negara Tetangga. Menurut Kementerian ESDM, harga gas industri di Indonesia saat ini, yaitu berkisar antara 8-10 US dollar per British Thermal Unit (MMBTU). Harga tersebut disampaikan tidak pernah naik sejak 2013. Namun, dibandingkan dengan negara tetangga, harga gas industri di Indonesia masih lebih mahal.

Menurut data Kementerian ESDM dan Setkab tahun 2016, harga gas industri di Malaysia hanya 4,47 US Dollar per MMBTU, di Singapura lebih murah lagi, yaitu 4 US Dollar per MMBTU. Sementara itu, harga di Filipina pun hanya 5,43 US dollar per MMBTU. Harga gas di Thailand dan Vietnam pun masih lebih murah, yaitu 7,5 US dollar per MMBTU.

3. Perbaiki Distribusi. Presiden Jokowi menegaskan agar instansi terkait dapat mengatasi persoalan yang membuat harga gas industri Indonesia mahal, padahal produksi gas industri di Indonesia lebih dari cukup. Jokowi meminta infrastruktur yang sifatnya terintegrasi segera dibangun dan diselesaikan agar dapat mengurangi biaya transportasi dan distribusi yang selama ini membuat harga gas industri Indonesia mahal.

Langkah Presiden Jokowi dengan tegas meminta harga gas industri diturunkan perlu diapresiasi, karena itu jelas kebutuhan rakyat! Semakin murah harga gas industri, harga produk Indonesia semakin murah dan dapat bersaing di dunia internasional. Keuntungan ekonomi bagi rakyat Indonesia pun bisa semakin banyak. Maju Terus Indonesiaku!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline