Lihat ke Halaman Asli

Ketahui Hal Ini Sebelum Menulis Genre Kriminal

Diperbarui: 16 Januari 2024   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://unsplash.com/photos/silhouette-of-person-on-window-PEJHULxUHZs

Lebih dari sebulan yang lalu saya terakhir kali menulis dan terimakasih kepada pembaca masih mengikuti artikel saya hingga saat ini. Sebelumnya, saya sudah sudah menuliskan mengenai beberapa hal penting dalam genre tertentu seperti action dan horor. Kali ini, giliran genre kriminal atau crime. Jika kalian juga penasaran dimana letak dari genre misteri berasal, subgenre misteri termasuk ke dalam genre ini.

Coyne (2015) berpendapat bahwa nilai inti dalam genre kriminal ini adalah keadilan/ ketidakadilan, dengan peristiwa inti berupa terungkapnya pelaku kejahatan. Meski berlaku secara umum, tanpa adanya peristiwa inti maka cerita dengan genre kriminal tidak bisa disebut genre tersebut. Maka dari itu, peristiwa ini menjadi satu-satunya jawaban mengenai genre kriminal ini. Terlepas pelaku tersebut tertangkap oleh pihak berwenang atau tidak, hal itu beda lagi. Selama pelaku kejahatan terungkap di cerita dengan genre ini, anda dipastikan aman.

Pelaku utama atau protagonis yang aktif mengejar objek keinginan  sadarnya juga menjadi hal yang wajib ada di cerita dengan genre ini. Bagaimana tidak? Protagonis harus keluar dari stasis entah bagaimana caranya melalui peristiwa "what if?" yang menarik untuuk memulihkan keadilan. Dengan demikian, tipe protagonis dan sudut pandangnya ini yang akan menciptakan banyak subgenre dalam genre kriminal ini.

Ketika membaca atau menonton sebuah cerita dengan subgenre misteri, saya meyakini bahwa protagonis dalam cerita bisa saja tidak mengalami perubahan secara internal sepanjang cerita atau dikenal juga dengan flat arc. Saya sudah membahas mengenai apa itu flat arc di dashboard saya dan anda bisa menemukannya disana.

Berikut adalah subgenre dari genre kriminal yang dapat dijadikan referensi ketika menulis cerita dengan genre ini:

1. Misteri Pembunuhan

Misteri pembunuhan memiliki peristiwa wajib berupa penemuan mayat dengan sebagian akhir cerita berakhir dengan terungkapnya si pembunuh. Konvensi dalam subgenre ini meliputi red herrings atau ikan hering merah atau dikenal juga dengan petunjuk palsu, pembunuh yang telah membangun kejahatan yang sempurna, banyaknya adegan wawancara, banyaknya rahasia tersembunyi, penyelidik yang pemberani (biasanya diremehkan), serta terbukti lebih mampu daripada penjahatnya. Ada beberapa macam sub-subgenre dalam misteri pembunuhan dan terbagi pada sudut pandang si protagonis, serta kategori penyelidik.. Setiap dari sub-subgenre memiliki konvensi atau aturan tambahan dan adegan wajibnya masing-masing.

  • Detektif Utama

Contoh konkret dari detektif utama yang mahir adalah Sherlock Holmes dan Hercule Poirot. Peristiwa inti di dalam sub-subgenre detektif memiliki tambahan peristiwa inti berupa klimaks dari cerita dimana sang detektif memaparkan bagaimana pembunuhan itu terjadi dan siapa dalang di baliknya. Pembunuh biasanya mencoba melarikan diri tapi digagalkan oleh penyelidik ini demi menyelesaikan tujuan untuk mengembalikan keadilan. Keadilan kemudian dipulihkan pada akhir cerita.   

  • Cozy

Cerita cozy menceritakan dari sudut pandang detektif amatir yang biasanya memiliki keahlian yang tidak dimiliki orang lain sehingga memungkinkan mereka untuk menemukan misterinya. Sub-subgenre ini tidak akan pernah pergi jauh atau hilang seperti contohnya betapa kita tidak menyukai misteri kucing dimana kucing adalah instrumen dalam memecahkan masalah kejahatan kriminal.

  • Historis

Sub-subgenre ini menampilkan tokoh sejarah sebagai detektif amatir. Sama seperti dalam cerita Cozy, pembaca belajar banyak mengenai periode waktu tertentu sambil mendapatkan kesan dari misteri yang dibuat dengan baik.

  • Noir/ Hard-Boiled

Cerita ini merupakan campuran yang sangat spesifik dari waktu yang sangat spesifik. Tokoh utama merupakan detektif yang baik atau pengacara atau seseorang yang memiliki keterampilan yang dapat digunakan untuk perbuatan jahat. Dia tergoda oleh karakter yang sangat spesifik yang disebut femme fatale, yaitu seorang wanita yang menggunakan semua tipu muslihat femininnya untuk membuat pria melakukan apa yang diinginkannya. Wanita tersebut seperti succubus modern. Pria yang tidak bersalah memutuskan untuk melakukan perintah wanita itu  dan melakukan semacam kejahatan (umumnya pembunuhan), lalu wanita itu menjebak pria tersebut untuk mengambil risiko, melarikan diri dengan semacam harta yang hanya dapat diperoleh oleh pria yang tidak bersalah. Aturannya ialah bahwa cerita ini disampaikan dari sudut pandang orang bodoh, dan sering kali dalam flashback/ kilas balik. Tulisan James M. Cain berjudul Double Indemnity dan film berjudul Body Heat merupakan contohnya.

  • Paranormal

Misteri ini menggabungkan unsur supernatural dengan plot missteri pembunuhan. Umumnya sub-subgenre ini dikenal dengan sebutan misteri horor.

  • Prosedur Polisi

Cerita dengan sub-subgenre ini memiliki sudut pandang polisi. Ada semacam hukum dan ketertiban namun hanya di paruh pertama pertunjukkan. Cerita ini sesuai dengan namanya menunjukkan bagaimana polisi menangani sebuah kasus kriminal dengan bumbu misteri yang menarik.

2. Kejahatan Terorganisir

Subgenre kejahatan terorganisir merupakan kejahatan (tidak harus pembunuhan) dari sudut pandang pidana. Pembaca mendukung penjahat untuk lolos dari jerat hukum. The Godfather merupakan cerita yang menarik dengan subgenre ini. Ada juga kejahatan terorganisir dengan versi yang lebih amatir dimana protagonis adalah tokoh yang baik menjadi tokoh yang jahat untuk alasan yang baik. Sekilas tipe cerita barusan merupakan contoh dari negative change arc atau perubahan arc negatif. Dimana sepanjang cerita, grafik status kehidupan tokoh turun secara signifikan hingga akhir cerita. Contoh dari versi amatir dari kejahatan terorganisir adalah Breaking Bad. Coyne juga menyebutkan bahwa dorongan utama dari tipe cerita ini adalah akankah protagonis kita tertangkap.

3. Caper

Caper merupakan cabang dari subgenre kejahatan terorganisir dengan sudut pandang penjahat yang ahli. Contoh dari caper adalah film berjudul Riff.

4. Ruang Sidang

Cerita ruang sidang merupakan subgenre kriminal dengan mengambil sudut pandang seorang pengacara. Contoh dari cerita ini adalah The Verdict.

5. Ruang Berita

Cerita tipe ini menampilkan reporter sebagai protagonis. Contoh dari cerita ini adalah Nightcrawler, The Paper, dan All the President's Men.

6. Spionase atau Mata-mata

Tokoh utama atau protagonis dari cerita ini adalah mata-mata. Kriminal dan thriller dari cerita ini bergantung pada hadirnya protagonis pada adegan penjahat.

7. Penjara

Cerita ini mengambil sudut pandang dari narapidana dan dapatkah dia memecahkan teka-teki dari situasi yang menjebaknya hingga dirinya sampai di situasinya sekarang.

Demikian artikel kali ini, berikutnya saya akan membahas mengenai genre western atau genre barat. Jadi pastikan Anda menekan tombol follow untuk mendapatkan notifikasi dari artikel yang saya tulis selanjutnya. Terimakasih. 

Daftar Pustaka

Coyne, Shawn. (2015). "The Story Grid". New York: Black Irish Entertainment

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline