Lihat ke Halaman Asli

Karena Kita Adalah Masa Lalu [1]

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ingin kubawa anganku terbang melangkahi ribuan mil samudra yg luas, dan kujatuhkan dihangatnya relung jiwamu agar aku puas. Maafkan jika inginku ini tak pantas, aku hanya ingin ungkapkan cintaku tanpa batas.

Aku tersayat sembilu rindu. Aku tersiksa oleh gundahku memikirkanmu, tapi tak tahu apa harus kulaku, dalam jauh jarak menenggang dan beda waktu terbentang.

Kuhadirkan senyummu di sampingku. Kuhadirkan tawamu merangkul pundakku. Kuhadirkan diammu memeluk dinginnya tubuhku. Kuhadirkan sosokmu disini bersamaku memanggul waktu masa lalu.

Di musim dingin ini, semua dedaunan sudah berguguran, tak tersisa satu helai pun. Seperti itulah juga rinduku suatu saat nanti; akan menggugurkan namamu dari relung hati.

Seperti guguran dedaunan itu juga yang memberi kesuburan pada pohonnya, rinduku itu juga akan menyuburkan pohon perasaanku padamu. Karena pohon itu sudah ada sejak dulu di hatiku, sudah sejak di masa yang lalu.

Dalam tawanan rasa rindu yang kubelenggu di hawa musim dingin yang beku, aku ingin melaju menuju waktumu, dan bersama kita ukir dinding waktu masa lalu. Karena kita adalah masa lalu.

Inspired by. Leafless trees along road from the airport to the university.

(Manchester City, 7 Dec 2014)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline