Lihat ke Halaman Asli

Minggu, 30 Maret 2014

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suasana malam hari disebuah kamar tidur tak besar ditemani hujan di luar sana. Terlalu ramah...

Menulis, itu hal yang ingin dilakukan seorang wanita baru dewasa yang kebingungan. Ia bingung karena tak satupun kalimat dalam benaknya yang ia ingin tulis, terlalu sulit bahkan hanya untuk memilih diksi yang tepat. Apa pembendaharaan kata di dunia ini terlalu sempit? Tentu tidak, hanya masalah si wanita yang terlalu rumit mungkin.

"Ah sudahlah abaikan semua yang mengganggu pikiran dan hati. Karena semua akan selalu monoton seperti ini." katanya dalam hati tanpa bersuara. Ya monoton.....

Bertemu dengan kenangan lama lalu sedih

Bertemu dengan kisah lama lalu galau

Bertemu dengan warna baru lalu gundah

Bertemu dengan dia lalu...... pasrah.

Selalu begitu dari waktu ke waktu, jika bukan tentang cinta terkadang tentang manusia-manusia yang tercipta dengan kemunafikan dan kepalsuannya, atau manusia yang naif dan egois. Ditambah dunia yang klise, paket sempurna seperti ayam goreng dan nasi panas serta sambelnya.

Lalu apa? Bicara? Pada siapa ia harus bicara, semua hanya menari diatas keegoisan dan citra masing-masing

Diam? Jika itu, maka hanya kesal yang didapat

Menulis. Hanya itu yang bisa dilakukan, tanpa harus memahat logika atau hati seseorang, karena teks tak punya logika atau hati.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline