Lihat ke Halaman Asli

Fragile, Game Horror yang Sesungguhnya

Diperbarui: 7 April 2021   18:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fragile (2020), game horror asal Mongolia. https://adventuregamers.com/

Ketika mendengar kata game horror, apa yang langsung terlintas di pikiran kalian? Until Dawn, Resident Evil, Silent Hill, Amnesia atau Outlast mungkin menjadi game-game yang langsung muncul ketika mendengar kata horror. 

Namun pernahkah terpikirkan bahwa sejatinya horror tidak hanya mengenai hantu, monster ataupun zombie, namun juga dapat berbentuk kejadian yang mungkin dapat menimpa adik kita, anak kita atau bahkan diri kita sendiri? 

Fragile (2020) merupakan sebuah game besutan Beer Night Studio yang menceritakan kisah seorang gadis kecil yang diculik serta dibawa ke sebuah tempat misterius. 

Melalui game ini, kita sebagai pemain dibawa menuju pengalaman dan petualangan mengerikan mengenai kejamnya penculikan dan perdagangan organ manusia khususnya anak kecil di UlaanBaatar, Mongolia. 

Meskipun juga menampilkan aspek monster didalamnya, namun para monster yang ditampilkan di game ini tak lain dan tak bukan hanyalah wujud ketakutan sang anak terhadap pengalaman traumatisnya ini.

Penculikan yang menjadi tema utama Fragile (2020). https://store.steampowered.com/

Dengan berbekal kisah utama yang unik dan menyayat hati, suasana game yang gelap dan suram serta musik yang menegangkan, game yang baru saja dirilis pada tahun kemarin ini pun tak kalah menyeramkannya dengan game-game horror bertemakan hantu seperti Silent Hill maupun monster atau makhluk mitologi seperti Until Dawn

Selain dari petualangan mengerikan sang pemeran utama untuk kabur dari tempat penculikan, kita juga dapat melihat dan mempelajari permainan-permainan khas Mongolia, seperti Shagai.

Selain dihadapkan dengan masalah polusi udara, dimana menurut IQAir, Mongolia menjadi negara dengan pencemaran udara tertinggi ke-3 di dunia, penculikan anak dan human and organ trafficking juga menjadi salah satu masalah utama di Mongolia. 

Dilansir melalui knoema.com, angka penculikan anak di Mongolia pada tahun 2018 mencapai angka 0,2 kasus / 100.000 populasi dan dinilai mengalami peningkatan setiap tahunnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline