Lihat ke Halaman Asli

Ghany Akbar

Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Analisis Pengendalian Kualitas Alumunium Flouride menggunakan PDCA pada PT XYZ

Diperbarui: 8 Juli 2024   11:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

PT. XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri Zat Kimia dan Pupuk khususnya produk Pupuk Urea dan Pupuk Majemuk. Perusahaan ini berlokasi di Gresik, Jawa Timur. Dalam hal ini tidak memutus kemungkinan bahwa pada line tersebut mengalami Product Offspec yang menyebabkan kerugiaan yang tinggi pada perusahaan, sehingga mahasiswa mulai melakukan analisis dari pemahaman flow proses Produksi tersebut hingga analisis menyelesaikan masalah menggunakan PDCA.

Permasalahan kualitas menjadi permasalahan yang sering dialami oleh perusahaan. Salah satu perusahaan yang mengalami masalah dengan kualitas adalah PT. XYZ. Perusahaan ini mengalami beberapa permasalahan yang berkaitan dengan kualitas dimana produk jadi mengalami off-spec, yang mengakibatkan harga produk menjadi turun. Permasalahan kualitas ini terjadi pada salah satu produk PT. XYZ yang tidak termasuk pupuk yaitu Alumunium Fluoride (AlF3). Produk Alumunium Fluoride (AlF3) adalah zat aditif yang digunakan untuk menurunkan titik leleh alumunium dari 1500oC menjadi 600 – 850oC (Nastiti et al., 2022)

  • Pada proses produksi Alumunium Fluoride (AlF3) terdapat 4 jenis offspect yang dominan yaitu offspect SIO2 (Kadar silika lebih dari 0,2%, UT (Kepadatan produk kurang dari 0,7%), dan H2O (Kadar air yang melapisi produk lebih dari 0,26%), LOI (Kada air didalam produk lebih dari 0,85%). Dengan presentase 45%, 30%, 18%, 7%
  • Keempat offspect dominan tersebat disebabkan oleh faktor manusia, metode, material dan mesin. Pada faktor manusia meliputi kurangnya dalam penerapan SOP dan terbatasnya jumlah operator. Faktor merode yaitu kesalahan membaca konsentrasi bahan baku H2SiF6 karena alat pengecekannya rusak sehingga mengakibatkan kesalahan dalam seting perbandingan bahan baku AL(OH)3 dan H2SiF6. Faktor material yaitu raw material yang tidak sesuai standar. Dan faktor mesin yaitu kondisi mesin kotor sehingga terjadi penumpukan slag.
  • Usulan tindakan perbaikan yang dapat dilakukan meliputi  melakukan sosialisasi SOP kembali agar kesadaran terhadap penerapan SOP meningkat, Menggunakan 2 alat pengecekan konsentrasi H2SiF6 sebagai pembanding agar kesalahan membaca konsentrasi H2SiF6 karena alat rusak tidak terulang kembali, Memberi alas palet pada bahan baku Al(OH)3 agar tidak bersentuhan langsung dengan lantai gudang dan melakukan pemeriksaan kebersihan mesin setiap pergantian shift.
  • Penerapan atau implementasi telah berhasil mengurangi hasil kecacatan dari yang sebelumnya jumlah produk off-spec sebelum implementasi sebesar 29 ton pada bulan Maret 2024 dan setelah perbaikan mengalami penurunan sebesar 5 ton dan pada bulan Mei 2024 terjadi penurunan kembali sebesar 8 ton
  • Berdasarkan perhitungan indeks produktivitas produksi di dapatkan terjadi peningkatan sebesar 0,51% pada bulan April dan 0,20% pada bulan Mei.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline