Pada tanggal 17 Agustus 1945 proklamasi kemerdekaan Indonesia di bacakan dihadapan orang ramai dimana ini menjadi awal dari kebangkitan bangsa Indonesia. Proklamasi itu dibacakan oleh salah seorang dari golongan tua yang bernama Ir. Soekarno dan di dampingi oleh Moh. Hatta. Beliau merupakan cikal bakal dari presiden pertama yang dimiliki bangsa Indonesia
Sosoknya yang begitu terkenal banyak menginspirasi orang-orang dimana beliau diabadikan dalam berbagai bangunan seperti bandara, stadion, terminal bus dan lain-lain. Namun dibalik sosoknya yang begitu dikagumi ada sisi gelap yang dimiliki oleh pria kelahiran 6 Juni 1901. Banyak orang tidak mengetahui bahwasanya memiliki karakter yang tidak disangka sebelumnya. Seperti beberapa diantaranya:
1. Menjadi mandor romusha
Soekarno terlibat jelas dalam pekerjaan ini dimana ia mengkampanyekan dan mengesahkan dalam peraktik romusha. Beliau mengakui perbuatannya itu seperti yang diungkapkan dalam buku biografinya yang berjudul Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia yang ditulis Cindy Adams.
"Aku Sukarno yang mengirim mereka pergi bekerja. Ya, akulah orangnya. Aku mengirim mereka berlayar menuju kematian. Ya, ya, ya, ya, akulah orangnya."
2. Hiperinflasi
Hiperinflasi yang terjadi pada akhir era orde lama dimana pada tahun 1963-1965 Indonesia mengalami inflasi mencapai 500%. Bayangkan saja kemarin bisa membeli telur bisanya 3.000/butir keesokannya bisa menjadi 15.000/butir. Ini terjadi karena ambisi soekarno untuk menjalankan proyek mercusuarnya.
3. Pemimpin yang otoriter
Menjelang akhir kepemimpinan soekarno menjadi orang yang otoriter dimana beliau menerbitkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Isi dekrit tersebut mengubah kepemimpinan Indonesia yang tadinya parlementer menjadi otoriter.
Banyak peneliti dan sejarawan menyebutkan peristiwa ini adalah periode 'hitam' masa kepemimpinan Sukarno sekaligus menjadi titik mula kejatuhannya di kemudian hari. Namun ironisnya Sukarno sendiri justru menyebutnya sebagai "tahun penemuan kembali revolusi kita." Hal ini beliau katakan dalam pidato di hadapan ribuan orang pada upacara peringatan ulang tahun ke-14 Indonesia.