Lihat ke Halaman Asli

M. Ghaniey Al Rasyid

Pemuda yang mencoba untuk menggiati kepenulisan

Menghadapi Hidup Sepenuhnya

Diperbarui: 8 Juni 2021   00:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: IDEApers.com

Siang itu sinar matahari sedang terik-teriknya. Hembusan angin sedikit panas dapat dirasa dengan begitu nikmatnya. Hujan, panas dan debu bercampur monoksida sudah menjadi makanan sehari-hari pengemudi ojek online. Disamping itu, deru mesin dan bau busuk sering tercium karena limbah pabrik.

Tak bisa berkata ataupun menuntut, pengaruh perusahaan lebih kuat dibandingkan buruh ojek yang tertatih-tatih menghadapi hidup. Kehidupan kota penuh dengan persaingan nampak begitu ramai sibuk dengan urusan masing-masing.

Jaket lusuh dengan warna yang mulai luntur selalu menemani mereka menerpa angin dan derik matahari yang tak pernah berdamai hingga membuat hitam dan muncul bercak putih pada leher dan timbul gatal disekelilingnya. Itu semua dilakoni untuk sesuap nasi dan masa depan anak-anak mereka. 

Kemajuan teknologi memaksa kehidupan semakin mudah, tapi pernahkah merenung bagaimana teknologi itu kadang membuat manusia malas dan menderita? itu semua soal pilihan dan kebijaksanaan.

Tak pernah tampak bila teknologi dipandang sebelah mata membuat mudah segala urusan. tapi apakah pernah merenung? kemudahan itu bisa membuat gula darah semakin naik atau bahkan lipatan pada perut mulai menjulang? 

Ya bisa jadi, Evolusi pada manusia akan tetap ada, bahkan sapiens tulisan Harari pun menggambarkan, ditemukan cocok tanam oleh sapiens berimbas pada pengaruh lain seperti; penyakit dan kekurangan gizi. Tak pernah terbayangkan.

Kesibukan nampak pada wajah pemilik warung menyiapkan sebungkus nasi pesanan. Muka merah dan tetasan keringat selalu diusapnya, beberapa kadang menetes pada bumbu masakan. 

Kerja keras tak bisa dihindarkan atau memilih nganggur dan tercekik tagihan hidup yang pelik. Hari itu, warung lumayan ramai dibanding hari-hari sebelumnya. Nampak ceria dan sumringah para ojek online ketika denting pesanan memaksa mereka untuk bergegas.

Harapan dapat pesanan sebanyak-banyaknya agar bisa beli rokok dan kopi itu sudah cukup. Saut pemuda berkepala botak. 

Tertawa tanpa beban dirasa menyinggung pengemudi lain yang memiliki beban keluarga, dan stamina untuk istri mereka. Remaja hingga tua berkumpul di basecamp mengharap banyak pesanan datang siang itu.

Aroma gulai dan bawang goreng membuat bersin pengemudi yang setia menunggu duduk di depan warung bertembok kayu itu. Beberapa mengumpat penuh bahagia dan tawa, karena hidung dari salah satu mereka merah tak kuat alergi bersin. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline