Lihat ke Halaman Asli

M. Ghaniey Al Rasyid

Pemuda yang mencoba untuk menggiati kepenulisan

Meningkatkan Fokus Diri dengan Paradigma Stoic

Diperbarui: 9 Desember 2020   20:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: Dailystoic.com

Anak bangsa sejatinya adalah penerus bagi kemajuan sebuah bangsa. Anak bangsa harus menempatkan diri mereka sebagai penggeraka dikala jiwa-jiwa lama menuntu kita untuk bisa kembali membantu dan menyejahterakan mereka. Pemikiran lama yang kurang lagi relevan, harus diupgrade kembali dengan pemikiran baru yang lebih baik dan mumpuni. Penyesuaian zaman harus ditentukan oleh anak zaman itu sendiri. Memilih menjadi seperti apa dan bagaimana tergantung dari mereka seorang anak zaman.

Iri dengki adalah sebuah  penyakit yang harus ditinggalkan oleh anak zaman. Minder dengan kemampuan pribadi adalah sebuah hal yang tidak pantas untuk dilakukan yang menambah pekik permasalahan dan melupakan eksistensi mereka sebagai roda penggerak. Kecacatan kepercayaan diri sering membelenggu individu sehingga ia tidak leluasa dalam menjalani kehidupan yang dinamis dan kompleks ini.

Berkutat pada masalah yang monoton terkesan individu sering terjerembab dalam jurang yang tidak bisa membawa mereka kedalam perkembangan yang luar biasa. Iri, dengki dan percaya diri membawa mereka kepada jurang kemunduran yang disibukan dengan pengamatan terhadap objek dan lupa kepada diri kita sendiri.

Alam diciptakan dengan segala bentuk sebab akibatnya membawa kepada runtutan perubahan yang saling keterkaitan. Hal ini akan membawa sebuah perubahan yang dramatis dalam berkehidupan. Seseorang kadang dipaksa untuk bisa menyesuaikan diri mereka agar tidak tergilas oleh zaman. Hal yang sering digeluti dan sangat dicintai --pasion, sering ditinggalkan demi sesuai dengan kepentingan zaman. Individu inilah yang sejatinya tidak percaya diri dengan apa yang ia miliki demi memilih kepentingan praktis agar apik terlihat oleh dogma zaman temporer.

Iri dengan termotivasi sangatlah berbeda. Iri salah satu bentuk reflek individu yang dimanifestasikan kedalam bentuk negatif, sedangkan untuk termotivasi lebih kepada kompulsif yang mengakibatkan individu untuk bisa bergerakan kepada tahapan yang lebih positif. Iri akan mengantarkan kepada jurang keburukan dan ketertinggalan, dikarenakan iri sendiri menghambat gerakan individu untuk eksis dan menjalankan segala bentuk kebaikan.

Penyakit iri tidak bisa kita pandang sebelah mata. Penyakit ini sering menjangkit manusia pada umumnnya. Kehidupan yang saling bersinggungan antara individu lain akan memberikan sebuah interaksi dan komunikasi satu sama lain. Hal yang dilakukan oleh individu akan dibaca oleh individu lain, segala bentuk pencapaian pribadi akan terpaks dilihat oleh kelompok atau individu lain. 

Suka dan tak suka secara pragmatis akan terjadi dalam linkgup sosial tersebut. Seperti yang disampaikan oleh hegel dalam realitas sosial terdapat tesis dan antithesis, begitulah kehidupan akan berjalan dan bergerak dimana akan terjadi sebuah pertentangan antara satu sama lain. Cerminan tersebut bisa terjadi ketika kita belum tentu disenangi oleh individu lain. Beruntunglah bagi mereka yang mampu memposisikan diri dengan bijaksana untuk kehidupan yang lebih baik.

Belajar dari kaum stois

Salah satu kaum stois yang terkenal bernama Zeno di Athena pada kurun waktu sekitar 300 SM. Stoisisme merupakan filsafat yang dikembangkan oleh Diogenes dalam menjalani hidup yang sebenar-benarnya hidup. Kaum stois dikenal sebagai pribadi yang sangat bijaksana dalam menangkap segala bentuk gejolak dalam berkehidupan. Mereka melakukan sebisa mungkin dan sebaik mungkin dalam berkehidupan tanpa ada rasa bimbang maupun berfikiran buruk terhadap individu lain.

Kehidupan yang kompleks ini semakin hari semakin membentuk diri kita agar lebih fleksibel dalam memandang dan menjalani sebuah realitas. Penat, tertekan dan frustasi sering menghampiri beberapa individu karena tidak kuatnya mereka dalam memandang dan menjalani realitas yang terkesan sangat mengekang. Munculnya stoisisme walaupun bisa dikatakan kuno, akan tetapi mempunyai nilai dan relevansi untuk memberikan rekomendasi dalam menjawab tantangan zaman.

Stoisisme merupakan sebuah strategi taktis dalam menjalani sebuah kehidupan. Mengapa bisa dikatakan taktis? Dikarenakan dalam ajaran stoisis ini menyampaikan beberapa rekomendasi untuk bisa hidup dengan damai dengan cara menyatukan subjek kita dengan alam. Kita tidak bisa hidup sendiri dan menentang realitas dengan sendirinya menurut teori stoisis bahwa pergulatan kita dalam berkehidupan yaitu dengan menakar kembali keterkaitan kita antara alam dan individu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline