Banyak hal yang sudah aku lalui, di usia yang dulu hanya bisa merangkak sampai sekarang bisa berlari tidak ada kata mengeluh sedikitpun terucap di mulut ayah dan ibuku.
Aku punya kenangan dalam pikiranku dan mungkin itu tidak bisa terung kembali.Tpi dengan kenangan itu membuat lebih semangat dan terus bangkit, ayahku mengajariku untuk bisa tumbuh menjadi seorang yang baik, banyak pesan yang disampaikan dan hal yang membuatku terinspirasi dan itu harus aku wujudkan.
Ibuku yang tidak pernah mengeluh juga selalu mendoakan anaknya di setiap waktu. Setiap saat memberi nasehat, memberi dukungan untuk bisa berjalan dengan kuat.
Sekarang walau tidak bersama ayahku tpi aku yakin ayahku masih berada di sisiku dan mendukungku , aku belom bisa mengganti kebaikannya , hanya bisa berusaha mewujudkan nasehat yang ditinggalkannya. Tpi ada ibuku yang juga terus mendukung dan mendorongku untuk lebih kuat dan semangat.
Mungkin kata terimakasih tidak cukup untuk mengganti apa yang telah diberikan kepadaku, tpi aku benar benar ingin mengucap terimakasih sebesar besarnya kepada ayah dan ibuku atas jasa dan kebaikanmu tidak akan pernah aku lupakan.
Oleh : Muhammad Ghani Taufiqurrahman & Dr. Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum., sebagai Dosen PBSI FKIP UNS, Ketua Umum ADOBSI, & Penggiat Literasi Arfuzh Ratulisa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H