Lihat ke Halaman Asli

M Ghalih AI 079

Mahasiswa/Semester 2/BPI/UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tiga Kunci Keberhasilan Dakwah Rasulullah

Diperbarui: 3 Juni 2024   20:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://search.app.goo.gl/f8LHSSW

Oleh: Syamsul Yakin & Muhammad Ghalih Adhinul Ikhsan

Dosen & Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dalam literatur disebutkan bahwa banyak hal yang mempengaruhi keberhasilan dakwah Rasulullah. Beberapa di antaranya adalah stabilitas pribadi Rasulullah yang luar biasa, stabilitas rumah tangga beliau, stabilitas ekonomi (karena Rasulullah dan istrinya adalah saudagar kaya raya), dan stabilitas akhlak yang mulia.

Jika dianalisis secara sistematis dan teoritis, keberhasilan misi Nabi dapat dijelaskan oleh tiga faktor penting: pathos, logos, dan ethos. Berikut ini akan dijelaskan secara rinci.

Pertama, pathos, yang berarti kemampuan untuk membujuk. Seorang dai harus memiliki pathos untuk dapat menarik emosi mad'u sehingga mereka merasa sedih, iba, dan simpati.

Kemampuan Rasulullah dalam mengendalikan emosi, empati, dan persuasi para sahabatnya digambarkan dalam banyak riwayat. Misalnya, pada suatu hari, Rasulullah bersabda kepada Abu Dzar, "Wahai Abu Dzar, tahukah engkau bahwa di hadapan kita ada sebuah bukit yang sulit didaki kecuali oleh orang-orang yang meringankan diri."

Seseorang berkata, "Wahai Rasulullah, apakah aku termasuk orang yang meringankan diri atau memberatkan diri?", Rasulullah menanyakan kembali kepada orang itu, "Apakah kamu punya makanan untuk hari ini?". Orang itu menjawab, "Punya", Rasulullah kembali bertanya, "Apakah kamu punya makanan untuk besok?".Orang itu menjawab, "Punya", Rasulullah bertanya lagi, "Apakah kamu punya makanan untuk lusa?", hening beberapa saat, orang itu menjawab, "Tidak.". Kemudian Rasulullah menjelaskan, "Jika kamu memiliki makanan yang cukup untuk tiga hari, maka kamu adalah orang yang memberi makan diri sendiri," (HR. Baihaqi).

Sangat jelas bahwa dengan memanfaatkan empati, kesabaran, dan persuasi dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh Rasulullah, komunikasi yang efektif dapat dikembangkan dan kemajuan dakwah dapat diwujudkan.

Kedua, logos. Logos berarti sesuai dengan akal, dan pemikiran yang diungkapkan dalam dakwah harus mempertimbangkan nalar. Nalar adalah pikiran, kemampuan intelektual, atau pemahaman yang mendalam.

Dalam keberhasilan dakwah, logos adalah strategi yang menyampaikan pesan penegakan hukum dengan menyajikan logika, fakta, atau pernyataan yang dapat diverifikasi. Dalam metode pengajaran Nabi, logos diidentikkan dengan nubuwwah atau ramalan yang benar dan dapat diamati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline