Lihat ke Halaman Asli

M Ghalih AI 079

Mahasiswa/Semester 2/BPI/UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Menyingkapi 6 Unsur Penting dalam Dakwah

Diperbarui: 13 Mei 2024   17:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Freepik

Oleh: Syamsul Yakin & Muhammad Ghalih Adhinul Ikhsan
Dosen & Mahasiswa BPI 2-C, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dalam pembahasan panjang mengenai dakwah, setidaknya ada enam unsur yang membentuknya. Keenam unsur ini saling terkait dan tidak berdiri sendiri.


Unsur pertama adalah dai. Dai harus cerdas secara intelektual maupun spiritual. Dai tidak hanya harus pandai berbicara, tetapi juga harus menjadi panutan bagi mad'u. Dai berbeda dengan orang yang berbicara dan menyemangati orang lain. Dai memiliki tujuan suci untuk mengajak orang lain berbuat baik dan menjaga diri dari dosa. Seorang dai haruslah seorang yang unggul, yang berarti ia harus mampu menentukan pendekatan, taktik, dan metode dakwah yang akan digunakan. Selain itu, ia juga harus memiliki pengetahuan yang luas tentang dunia di luar bidang agama.

Unsur kedua adalah mad'u atau objek dakwah. Mad'u disebut juga mitra dakwah bagi para dai. Mad'u berasal dari berbagai kasta sosial, baik dari kalangan atas, menengah, maupun bawah. Mad'u ada yang tinggal secara geografis di perkotaan, dan mereka memiliki latar belakang pendidikan, pekerjaan, etnis, bahasa, dan budaya yang beragam. Mad'u perkotaan relatif heterogen, berbeda dengan mad'u pedesaan yang cenderung homogen.

Unsur ketiga adalah materi dakwah atau sering disebut maddah. Materi dakwah terdiri dari akidah, syariah, dan akhlak yang sebagian besar bersumber dari Al Qur'an dan hadis Nabi, serta karya-karya ulama abad pertengahan, klasik, dan modern. Materi dakwah biasanya berkaitan dengan ilmu kalam, fikih, tasawuf, filsafat, dan logika. Lebih luas lagi tentang politik, pendidikan, seni, budaya, dan ekonomi. Selain itu juga tentang toleransi, gender, dan multikulturalisme.

Unsur keempat adalah media dakwah, yang terus berkembang seiring perkembangan zaman. Media dakwah tradisional telah ada sebelum media baru, dan media baru menyusul. Media sosial telah memperluas jangkauannya untuk berdakwah dari waktu ke waktu. Dengan menggunakan media sosial, informasi tentang dakwah dapat diakses oleh jutaan khalayak media dalam hitungan menit. Oleh karena itu, dakwah yang dilakukan melalui media sosial memiliki potensi yang besar untuk mempengaruhi mad'u.

Unsur kelima adalah metode dakwah. Metode dakwah muncul untuk memilih jalan atau cara yang ditempuh agar tujuan dakwah sampai kepada mad'u yang beragam. Ada tiga metode dakwah yang terkenal, yaitu bilhikmah, ceramah, dan diskusi. Terkadang metode dakwah tersebut dilengkapi dengan bentuk dakwah bilisan, bilhal, dan bilqalam. Kedua metode dan bentuk dakwah tersebut memiliki teknik dakwahnya masing-masing. Teknik dakwah adalah cara yang digunakan untuk mempraktekkan metode atau bentuk dakwah.

Unsur keenam adalah efek atau pengaruh dakwah. Secara mudahnya, efek dakwah adalah hasil yang telah dicapai oleh dakwah yang telah disampaikan dengan teknik, metode, strategi, dan pendekatan tertentu. Sebenarnya efek dakwah dapat diketahui dengan melakukan evaluasi dakwah. Karena dengan adanya evaluasi dakwah, sebuah program dakwah dapat diukur apakah sudah sesuai atau menyimpang dari rencana dakwah.

Ada kesamaan antara dai dan mad'u, yaitu mereka sama-sama orang yang berbudaya dan berpengetahuan. Keenam unsur dakwah ini adalah pengetahuan yang saling terkait yang harus dimiliki dai dan diharapkan mad'u juga memahaminya untuk membantu dai dalam pekerjaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline