Lihat ke Halaman Asli

Ghaida Tsuraya

Undergraduate student of Geological Engineering at Hasanuddin University

Inovatif! Pemetaan Administrasi Desa Patalassang: Mahasiswa KKNT-112 UNHAS Luncurkan Peta Desa

Diperbarui: 26 Agustus 2024   15:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Sinjai, Sulawesi Selatan (12/08/2024) — Mahasiswa KKNT (Kuliah Kerja Nyata Tematik) Gelombang 112 dari Universitas Hasanuddin (UNHAS) yang terdiri dari berbagai disiplin ilmu, termasuk Ghaida Tsuraya dari Jurusan Teknik Geologi, meluncurkan sebuah inisiatif inovatif melalui penciptaan peta administrasi desa untuk Desa Patalassang, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya mahasiswa untuk mendukung pengembangan desa dengan teknologi dan inovasi yang dapat membantu perencanaan dan pengelolaan sumber daya lokal.

Digitalisasi Desa

Proses pembuatan peta desa ini melibatkan kolaborasi erat antara mahasiswa KKN dan perangkat desa. Untuk memastikan akurasi data, mahasiswa melakukan wawancara langsung dengan perangkat desa guna mengumpulkan informasi mendetail tentang batas wilayah desa. Interaksi ini penting untuk menentukan batas-batas administratif desa yang sesuai dengan kondisi nyata di lapangan. Dengan pendekatan ini, mahasiswa dapat memetakan batas wilayah dengan presisi yang tinggi, sehingga peta yang dihasilkan dapat digunakan sebagai referensi yang sahih untuk perencanaan dan pengembangan.

Selain mengumpulkan data tentang batas administratif, mahasiswa juga menggunakan teknologi digitasi untuk melengkapi peta dengan informasi tentang fasilitas-fasilitas penting di Desa Patalassang. Menggunakan Google Earth, Ia dapat memvisualisasikan lokasi fasilitas-fasilitas seperti sekolah, puskesmas, dan tempat ibadah secara jelas. Proses digitasi ini memungkinkan integrasi antara data batas administratif dengan data fasilitas, sehingga peta yang dihasilkan tidak hanya akurat secara administratif tetapi juga informatif dalam konteks sosial dan fasilitas publik.

Peta Desa sebagai Alat Strategis

Peta desa yang diciptakan oleh Ghaida Tsuraya dalam program KKNT ini bukan sekadar alat visual, melainkan sebuah inovasi strategis yang berpotensi mengubah cara pengembangan desa dilakukan. Peta ini memberikan gambaran rinci mengenai topografi, batas wilayah, lokasi penting dan informasi tambahan. Dengan data yang akurat dan terintegrasi, pemerintah desa, organisasi lokal, serta masyarakat dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi terkait pembangunan dan perencanaan wilayah.

Menurut Ghaida Tsuraya, pembuatan peta desa ini melibatkan berbagai tahap, mulai dari pengumpulan data lapangan, pemetaan, hingga analisis. Mahasiswa juga menggunakan perangkat lunak sistem informasi geografis (SIG) untuk memastikan keakuratan dan kualitas peta yang dihasilkan. "Peta ini akan menjadi referensi penting dalam merencanakan berbagai proyek pengembangan desa, serta memperkuat kesadaran masyarakat tentang aset dan potensi yang dimiliki desa ," ungkap Ghaida.

Dampak Positif bagi Pengembangan Desa

Pembuatan peta desa ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi Desa Patalassang. Dengan adanya peta yang terperinci, pemerintah desa dapat lebih mudah dalam merencanakan pembangunan infrastruktur seperti jalan, saluran air, dan fasilitas umum lainnya. Selain itu, peta ini juga bisa membantu dalam pemantauan dan penataan ruang, serta pengelolaan sumber daya alam yang lebih efektif.

 Dokumen Pribadi

Keterlibatan Mahasiswa dalam Pengembangan Desa

Inisiatif mahasiswa KKNT-112 UNHAS ini merupakan contoh nyata dari bagaimana peran serta mahasiswa dalam program KKNT dapat memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan masyarakat. Melalui proyek ini, mahasiswa tidak hanya menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah, tetapi juga berinteraksi langsung dengan masyarakat desa dan memahami kebutuhan mereka.

Pembuatan peta desa ini juga mencerminkan komitmen UNHAS dalam mendukung program-program yang berorientasi pada pengabdian masyarakat dan pengembangan desa. Diharapkan, lebih banyak lagi mahasiswa yang terinspirasi untuk mengimplementasikan inovasi-inovasi serupa dalam upaya memajukan daerah-daerah pelosok di Indonesia.

Dengan keberhasilan proyek ini, Ghaida Tsuraya dan rekan-rekannya tidak hanya meninggalkan jejak di Desa Patalassang, tetapi juga memberikan teladan bagi mahasiswa lainnya dalam memanfaatkan pengetahuan akademik untuk kebaikan masyarakat. Dengan hasil kerja yang luar biasa ini, diharapkan akan ada lebih banyak proyek serupa di masa depan, memanfaatkan kombinasi antara teknologi dan kerjasama komunitas untuk mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline