Lihat ke Halaman Asli

Goyahnya Sektor Pendidikan Akibat Long-Pandemi

Diperbarui: 31 Juli 2021   23:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di awal kemunculan wabah virus covid-19, banyak sektor yang dirugikan salah satunya sektor pendidikan. Pada pertengahan bulan Maret 2020 pembelajaran di sekolah diharuskan menjadi dalam jaringan (daring) untuk mencegah penyebaran virus covid-19. Sistem tersebut berlangsung hingga saat ini, namun dibalik sistem tersebut banyak sekali hambatan dan tantangan yang dirasakan oleh pendidik, peserta didik serta orang tua.

Seperti yang dirasakan oleh para pendidik di TK Al-Hidayah Garut, mereka mengakui bahwa selama setahun di masa pandemi banyak hambatan dan juga tantangan dalam proses pembelajaran. Sarana dan pra-sarana menjadi salah satu hambatan di sekolah untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran daring, dikarenakan tidak semua orang tua peserta didik mempunyai smartphone. 

"Tidak semua orang tua siswa mempunyai handphone yang canggih dan juga terkadang yang sudah mempunyai pun terkadang masih terkendala oleh kuota. Tetapi ketika ada bantuan kuota dari pemerintah kegiatan daring berjalan cukup baik." ucap Bu Beti, selaku kepala sekolah TK Al-Hidayah. "Namun sangat diharapkan agar keadaan kembali normal dan dapat melakukan kegiatan pembelajaran tatap muka seperti biasanya." sambungnya. 

Terlebih saat ini, masa pandemi masih belum berakhir ditambah dengan adanya pengurangan mobilitas. Pihak sekolah senantiasa harus memaksimalkan kegiatan pembelajaran daring yang dapat dilakukan melalui Whatsapp, Google Meet ataupun aplikasi lainnya yang dapat membantu kegiatan berlangsung. 

Tak dapat dipungkiri akibat long-pandemi ini, banyak peserta didik yang menjadi kehilangan semangat untuk belajar, dan memilih kegiatan lain yang lebih menyenangkan baginya seperti bermain games. Hingga akhirnya mengabaikan kegiatan yang seharusnya dilakukan yaitu belajar dan menuntut ilmu. 

Menghadapi kasus di atas, maka perlu adanya tindakan selain dari tenaga pendidik sediri yaitu peran orang tua yang harus lebih maksimal dalam pendampingan dan membimbing anak dalam kegiatan pembelajaran daring. Hal ini diupayakan agar semangat anak untuk belajar tidak menurun. Karena pada dasarnya kegiatan pembelajaran daring, orang tua berperan sangan penting, karena orang tua lah yang menjadi orang terdekat dengan anak. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline