Lihat ke Halaman Asli

Dunui, Makanan Khas Orang Bungku

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

BAGI masyarakat Bungku Kabupaten Morowali Propinsi Sulawesi Tengah dan sekitarnya, Dunui merupakan makanan khas turun temurun. Dunui sendiri berasal dari kata “Dui” dalam bahasa Bungku yang berarti Sumpit atau lidi yang berbentuk panjang. Dinamakan Dunui karena karena masakan khas ini biasanya disajikan ke piring  dengan menggunakan Dui yang diputar-putar.

Di daerah lain makanan sejenis ini memiliki nama yang berbeda-beda, di Maluku orang mengenalnya sebagai Papeda, di Sulawesi Selatan, orang menyebutnya Kapurung.

Bagi sebagian besar masyarakat Bungku, Dunui merupakan santapan spesial, yang biasanya disajikan untuk keluarga yang datang dari jauh. Dunui juga menjadi simbol makanan penyambutan atau moment-moment kekeluargaan lainnya.

Makanan khas ini diolah dari sagu. Pohon sagu sendiri sangat banyak di daerah ini. Untuk mengolah sagu menjadi Dunui perlu keterampilan khusus, jika salah hitungan bisa jadi Dunuinya akan “lore” istilah masyarakat bungku bagi dunui yang terlalu encer dan sangat panas alias gagal produksi.

Makanan khas dunui akan lebih mantap disantap disiang hari, apalagi dicampur dengan ikan kuah kuning dan sayur daun singkong. Apalagi jika dinikmati bersama-sama dengan keluarga dan tetangga, yang penting jangan sambil ba susupo alias bergosip (he he he he he).




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline