Lihat ke Halaman Asli

Cerpen | Risk

Diperbarui: 23 Januari 2018   10:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pesananku datang. Seorang pelayan menghampiriku membawa menu yang tadi kupesan. Satu per satu pesananku diletaknya di meja depanku.

"Sudah semua pesannya ya", ujar pelayan itu kepadaku.

"Mmm... Iya mbak sudah semuanya", jawabku.

Pelayan itu meninggalkanku berdua dengan pria di depanku.

"Makan yuk udah laper aku", ajakku sembari menyentuh jemari pria di depanku.

"Eh, iya ayok deh makan", kata pria itu sedikit terkejut sembari menatapku. Tatapan yang meruntuhkan hatiku hingga mau menerima lamarannya beberapa waktu lalu.

"Kamu kenapa, mas? Kok keliatan khawatir gitu sih", tanyaku sembari menggengam tangan pria itu.

"Enggak kok gapapa, dek", jawabnya sembari menatap keluar jendela restoran tempat kami tengah duduk.

"Yakin gapapa, mas?", tanyaku ulang.

"Iya gapapa kok sayang", katanya sembari mengalihkan pandangannya ke wajahku sembari tersenyum kembali.

"Ya udah deh, ayok makan. Keburu dingin ntar nih makanan", kataku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline