Lihat ke Halaman Asli

Hidrasi dan Sistem Kekebalan Tubuh: Keterkaitan yang Tak Terpisahkan

Diperbarui: 26 November 2024   10:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Hidrasi dan Sistem Kekebalan Tubuh: Keterkaitan yang Tak Terpisahkan

Oleh : Najwa Novarizqi Irawan & Ghadis Syareva Hilda

 

Hidrasi adalah kondisi keseimbangan cairan dalam tubuh yang merupakan syarat penting untuk menjaga fungsi metabolisme sel tubuh kita. Hidrasi yang cukup memiliki efek samping yang baik tubuh, seperti dapat menjaga kulit yang sehat, meningkatkan fungsi fisik dan mental, dan mencegah masalah kesehatan lainnya. Sebaliknya, jika kita tidak menyadari pentingnya hidrasi, maka volume dan tekanan darah menurun. 

Akibatnya, organ penting dalam tubuh kita tidak mendapatkan pasokan nutrisi dan oksigen yang cukup. Kondisi ini dapat mengakibatkan syok hipovolemik, yakni kondisi darurat yang diakibatkan oleh hilangnya cairan di dalam tubuh. 

Selain itu, kita juga berpotensi terkena dehidrasi, yaitu kondisi dimana ketika tubuh kita kekurangan jumlah cairan yang keluar lebih banyak dari cairan yang masuk. Jadi, terjadi ketidakseimbangan antara masuk dan keluarnya cairan. Sedangkan, tubuh memiliki kandungan air sebanyak 55-80% dari total berat badan.

Air dalam tubuh memiliki peran untuk membantu berjalannya sistem pencernaan, mengeluarkan racun dan kotoran dari dalam tubuh, melumasi sendi, dan menjaga suhu tubuh. Bayangkan jika air dalam tubuh kita tidak tercukupi, maka fungsi tubuh kita tidak bekerja secara maksimal. Saat tubuh mengalami peningkatan suhu tubuh karena olahraga atau lingkungan yang panas, keringat membantu mendinginkan tubuh. Keringat dari kulit akan mengangkut panas dari tubuh kita, tetapi proses ini tidak bisa terjadi apabila tanpa adanya hidrasi yang cukup. 

Jika tubuh kehilangan cairan melalui keringat tanpa adanya cairan masuk yang seimbang, mekanisme pendinginan tubuh akan terganggu, sehingga bisa meningkatkan risiko heat exhaustion atau heat stroke. Kondisi ini dapat berakibat fatal jika tidak segera ditangani. Penurunan volume darah yang diakibatkan oleh dehidrasi dapat mengakibatkan berkurangnya pasokan oksigen dan glukosa ke otak kita, yang memiliki gejala seperti pusing, sakit kepala, kesulitan untuk berkonsentrasi, dan gangguan memori.

Dalam studi menunjukkan bahwa dehidrasi ringan, yakni sekitar 1 hingga 2% penurunan berat badan yang diakibatkan karena kehilangan cairan berpotensi untuk memengaruhi kemampuan kognitif dan suasana hati. Pada tingkatan dehidrasi yang lebih parah lagi, seseorang dapat mengalami kebingungan mental, disorientasi, bahkan koma karena terjadinya gangguan transmisi sinyal saraf.

Juga, cairan diperlukan tubuh untuk memproses makanan dan membuang limbah dari tubuh. Kekurangan cairan bisa  menyebabkan sembelit, atau susah BAB karena usus besar menyerap lebih banyak air dari tinja, yang dapat menghasilkan tekstur keras dan sulit untuk dikeluarkan.  

Pada tingkatan dehidrasi kronis juga dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan lainnya, seperti misalnya gangguan naiknya asam lambung dan radang usus. Ketidakseimbangan cairan dalam tubuh dapat memperparah kondisi ini, mengganggu penyerapan nutrisi dalam tubuh, dan memperburuk kesehatan secara keseluruhan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline