Lihat ke Halaman Asli

Baiq Gina

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Mengenal Apa Itu FoMO, Dampak Buruk, dan Cara Mengatasinya

Diperbarui: 24 Mei 2023   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ditulis oleh :

Baiq Gina Rahayu Putri

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Airlangga Angakatan 2022

Apa itu FoMO?

FoMO adalah kependekan dari Fear of Missing Out, yang berarti seseorang takut akan  ketinggalan sesuatu, cemas dan takut melewatkan hal-hal baru seperti berita dan trend. Ketakutan ini terkait dengan keyakinan bahwa orang lain memiliki hidup yang lebih bahagia, lebih menarik, dan lebih sukses karena memiliki kehidupan dan karier yang lebih baik. Perasaan FoMO ini dapat dialami oleh orang-orang dari semua jenis usia dan gender. Orang yang menderita FoMO kurang puas dengan hidup mereka karena selalu membandingkan hidupnya dengan kehidupan orang lain. Semakin seseorang sering menggunakan media sosial di ponsel mereka, maka semakin besar pula kemungkinan orang tersebut memiliki kecenderungan FoMo berlebihan yang dapat membahayakan diri mereka sendiri dan orang lain. Penggunaan media sosial juga menjadi salah satu penyebab utama FoMO, terutama di kalangan usia 13-39 tahun

Dampak Buruk dari FoMO

Berikut merupakan beberapa dampak buruk dari FoMO :

  • Overload informasi, dengan banyaknya informasi yang masuk, ada resiko tidak diketahui mana data yang benar dan mana data yang hoax. Selain itu, terlalu banyak data dapat membuat otak terasa lelah dan kewalahan.
  • Kesehatan mental terganggu, FoMO yang tidak terkontrol dapat memicu depresi, kelelahan, rendah diri, stress dan bahkan insomnia. Hal ini mengakibatkan ketidaknyamanan dalam menjalani hidup, karena mereka merasa bahwa apa yang telah mereka lakukan dan mereka miliki selalu tidak cukup
  • Takut tidak mendapatkan perkembangan informasi, meskipun informasi tersebut tidak berkaitan langsung dengan kehidupannya.
  • Kebencian terhadap diri sendiri, karena terbiasa memandang kehidupan orang lain sesuai dengan standar sosial yang ada. Jika dia tidak dapat memenuhi standar ini, dia akan merasa rendah diri dan tidak penting. Perasaan ini dapat menyebabkan kebencian diri dan depresi.

Cara Mengatasi FoMO

Gejala FoMO yang terjadi dapat diatasi dan dilakukan pemulihan, berikut merupakan cara penyembuhan FoMO;

  • Fokus pada kelebihan diri sendiri. Fokus pada kelebihan diri adalah pilihan terbaik, terus tingkatkan kualitas dan percaya pada kasih sayang Allah, karena melalui kasih sayang-Nya, Allah dapat memberikan apa yang diinginkannya berupa kesuksesan dan kebahagiaan. Kebahagiaan hidup manusia selalu berputar, setiap orang tidak sama, maka tidak perlu membandingkan dengan orang lain, karena setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing. Fokuslah pada kekuatanmu sendiri agar tidak kehilangan harapan.
  • Ada banyak hal baik yang bisa dilakukan dalam hidup. Fokus pada apa yang sedang dilakukan meningkatkan kepercayaan diri kita. Tuhan selalu mengingatkan kita untuk memiliki hati yang kuat, tidak menyerah, terus berjuang membangun semangat yang tinggi, dan tidak menyia-nyiakan hidup yang singkat ini dengan perasaan selalu ada yang kurang.
  • Pembatasan Penggunaan Media Sosial dan Gadget. Media sosial adalah alasan utama seseorang dapat terpapar FoMO. Media sosial dapat memengaruhi pikiran kita, arah hati kita terhadap orang lain, dan selalu merasa tidak pernah puas dengan apa yang kita miliki. Dengan membatasi penggunaan media sosial, diharapkan dapat mengurangi rasa takut yang ada dan belajar untuk fokus pada diri sendiri dan lingkungan sekitar
  • Membangun koneksi. Manusia adalah makhluk sosial yang penting untuk terus membentuk hubungan sosial dan menjaga persahabatan melalui silaturahmi . Perasaan FoMO menghilang saat kita terhubung dengan orang lain di dunia nyata. Alih-alih sibuk membandingkan diri Anda dengan orang lain secara online, cobalah untuk menumbuhkan hubungan Anda.
  • Ubah persepsi. Banyak peneliti mengatakan bahwa ketakutan akan kehilangan adalah pemikiran yang distorsi. Pemikiran terdistorsi adalah pemikiran irasional yang dapat menyebabkan depresi dan masalah kesehatan mental lainnya. Misalnya, Anda mungkin berpikir bahwa teman Anda akan membicarakan kekurangan Anda saat mereka berkumpul tanpa kamu. Untuk mengubah pikiran yang terdistorsi menjadi positif, Anda dapat dibimbing untuk mengambil langkah tambahan. Jika perlu, Anda dapat break sebentar dari media sosial dalam jangka waktu tertentu. Hal ini dapat meminimalisir pikiran agar tidak memikirkan hal-hal negatif yang tidak penting.

Daftar Pustaka

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline