Objek wisata Kalianget Mangunan merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup populer. Dengan mengandalkan sumber mata air panas sebagai daya Tarik utamanya, wisata Kalianget Mangunan menjadi magnet bagi banyak wisatawan setiap tahunnya.
Lokasi wisata ini terletak di Kecamatan Kalibening Kabupaten Banjarnegara menandakan bahwa objek wisata ini terletak di dataran tinggi yang mana identik dengan pepohonan cemara dimana dapat dengan mudah ditemui di daerah ini tak terkecuali di objek wisata Kalianget Mangunan.
Dengan kondisi lingkungan tersebut, hal ini mengakibatkan beberapa masalah yang timbul pada Kawasan objek wisata salah satunya adalah munculnya sampah dedaunan kering yang dihasilkan dari daun pinus yang sudah berguguran.
Sampai saat ini, solusi yang dilakukan pengelola untuk menanggulangi masalah tersebut adalah dengan membuangnya di sekitar objek wisata atau dengan membakarnya. Solusi tersebut tentunya beresiko dan dapat memunculkan berbagai masalah baru seperti pencemaran tanah, udara dan juga pencemaran lingkungan.
Melihat kondisi yang terjadi di sana, hal tersebut menggerakan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto untuk mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Bertepatan dengan dilaksanakannya program Kuliah Kerja Nyata (KKN), Gentur Ageng Sejati yang merupakan mahasiswa fakultas Pertanian Bersama dengan beberapa rekannya berinisiatif untuk melakukan sosialisasi serta pelatihan pengolahan sampah organik kepada pihak objek wisata , yaitu dengan mengolahnya menjadi pupuk kompos yang berbahan dasar daun kering.
Alasan yang mendasari Mahasiswa memilih solusi tersebut adalah karena pupuk yang dihasilkan memiliki beberapa manfaat seperti dapat dijual kepada warga sekitar yang mayoritas adalah petani sehingga disamping dapat mengatasi permasalahaan lingkungan, program pupuk kompos ini juga dapat mendatangkan kebermanfaatan lain bagi pihak objek wisata dan warga sekitar.
Kegiatan sosialisasi dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2024 dan berlokasi di dalam kawasan objek wisata yang dihadiri oleh pengelola serta beberapa staff terkait yang antusias dalam menyimak serta mempraktikan cara pembuatan pupuk kompos tersebut.
Saifu, salah satu pengelola objek wisata yang hadir dalam kegiatan pelatihan mengatakan, pelatihan pembuatan pupuk kompos ini sangat bermanfaat "akhirnya masalah limbah daun kering yang sebelumnya hanya kami buang begitu saja, sudah tidak lagi karena sekarang kami dapat mengolahnya menjaadi kompos".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H