Lihat ke Halaman Asli

Gusty Fahik

Ayah dan pekerja. Menulis untuk tetap melangkah.

Api di Niki Niki (2)

Diperbarui: 1 Februari 2019   15:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pexels.com

Di Niki Niki api berkobar,
pada bulan kesepuluh penanggalan Masehi 1910

Raja yang tak membuka pintu pada moncong bedil dan titah kompeni
kini dirajam dengan api dan panas yang laknat

lalu kisah-kisah, seperti sejarah
lahir dari kobar api dan sisa debu istana yang hangus

Tapi sejumlah kabar tersiar,
jauh sebelum lidah maut melumat istana
sang raja telah dihanguskan cemburu
oleh selir yang dirampas prajurit berambut jagung 

Tiada kekuasaan yang abadi, tuanku
bahkan cinta adalah seperti perang
tak selalu menyisakan kehormatan
bagi  mereka yang terlanjur kalah

(Koe, 18-19)

Gusty Fahik, Komunitas Penulis Kompasiana Kupang-NTT (KampungNTT)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline