Sekian puluh tahun yang silam, peralatan paling keren yang ada dipikiran ini adalah solder. Walaupun tanpa kemampuan serta pemahaman tentang elekronika dan tidak ingin belajar sesuatu tentangnya, saya tetap menyukai solder hingga sekarang. Solder pertama yang saya miliki sangat sederhana, mempunyai gagang kayu yang panasnya harus menunggu hingga lima menitan untuk bisa digunakan, solder kedua tetep model sederhana bergagang plastik dan harus menunggu lama untuk panas. Solder ketiga dan keempat jauh lebih modern, karena bisa disetel panasnya dan tidak perlu menunggu lama untuk dapat digunakan. Walaupun tampak lebih modern namun bila dibandingkan dengan solder-solder yang ada dipasaran hari ini, solder milik saya tampak jadul.
Menurut ai overview Google fungsi solder adalah untuk menyambungkan komponen elektronika, seperti pada papan rangkaian (PCB). Solder digunakan untuk menempelkan timah pada komponen-komponen elektronika agar bisa saling terhubung dan menjalankan fungsinya. Namun bagi saya yang buta elekronika, fungsi solder hanya untuk desoldering bukan untuk menyatukan melainkan kebalikannya.
Bagi saya desoldering ini sangat menyenangkan, bahkan aktifitas ini seperti healing, sangat memuaskan bila berhasil mencopot komponen yang saya suka tanpa merusaknya.
LED
Seperti Avatar "Semuanya berubah semenjak negara api menyerang". Semuanya berubah saat saya mulai mengenal LED (light emitting diode), tidak lagi mencerai beraikan komponen namun menyusunnya menjadi satu kesatuan sekarang. Led ada dan semakin popular setelah era lampu pijar dan mengalahkan ketenaran lampu pendar. Hari ini hampir semua lini dalam kehidupan kita bisa jumpai LED. Walaupun proses desoldering tetap saya lakukan.
light emitting diode terkeren pertama yang masih saya ingat adalah LED yang terpasang pada KITT, mobil canggih milik Michael Knight dalam serial Knight Rider, tayang setiap hari Rabu malam jam 20:00 WIB di RCTI dan hari ini LED yang bisa membuat saya "wow" adalah atraksi drone berformasi yang menghiasi langit malam di China.