Lihat ke Halaman Asli

Geyonk

TERVERIFIKASI

Warga 62

Jemparing Jawi Mataraman

Diperbarui: 11 Agustus 2016   21:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jemparing Jawi ala Mataraman

Busur dan anak panah merupakan alat yang sudah cukup tua dalam sejarah manusia, ada hampir ribuan tahun yang lalu. Pada mulanya alat ini hanya digunakan untuk berburu, fungsinya yang lebih cepat, dan akurat membuat panah bisa menggantikan fungsi atlatl atau tombak dengan pelontar sebagai alat untuk berburu yang lebih dulu dominan, perkembangannya kemudian panah dan busur berfungsi juga sebagai alat perang. 

Begitu pula dengan Jemparing Jawi Mataraman, ini adalah kegiatan yang diambil dari memanah kerajaan Mataram Islam dulu. Mungkin jaman itu kegiatan memanah ini untuk berlatih para prajurit dalam kegiatan seni berperang ataupun untuk pembuktian para prajurit akan siapa yang paling 'titis'.  Semangat yang terakhir inilah yang diadaptasi untuk uri-uri kabudayan Jawa, bedanya siapa saja bisa mengikutinya. Alatnya tetap sama, ada gendewa (busur) dan jemparing (anak panah), gendewanya pun tetap dipertahankan secara bentuk dan fisik terbuat dari bambu dan kayu, yang membedakan dengan olahraga memanah adalah Jemparing Jawi ini dilakukan sambil duduk bersila bukan berdiri, serta menggunakan busana Jawa. Targetnya pun berbeda dengan olahraga memanah yang menggunakan lingkaran, Jemparing Jawi menggunakan bandul, terbuat dari irisan serabut bambu yang diikat menjadi satu dan memiliki panjang sekitar 40 centimeter.

Bersiap

Mempunyai semangat melestarikan budaya dan bukan hanya 'titis-titisan', Jemparing Jawi juga mempunyai banyak filosofi, mulai dari manah (baca: Jawa) yang berarti hati, falsafah pamentange gendewa, pamentange qalbu, hingga makna rasukan takwa (busana Jawa) serta simbol kerajaan Mataram yang bersifat Ilahiah. Jadi tidak hanya olah raga, namun olah rasa juga turut berperan serta.

Coba satu

Inilah yang membuat saya ingin melihatnya secara dekat, kebetulan acaranya cukup dekat hanya lima menit dari rumah. Begitu sampai di alun-alun selatan, tapi kok sepi, jangan-jangan salah baca info dari twitter kota Yogya, atau mungkin acaranya di alun-alun utara. Sampai di alun-alun utara juga sepi, walah salah juga. Ternyata acaranya ada di belakang Sasono Hinggil, alun-alun selatan. Akhirnya saya sampai di sana sedikit terlambat, acaranya sudah dimulai.

Focus

Sikap sila sempurna sambil patrap olah nafas mungkin sebagai awal bagaimana mempersiapkan diri sebaik-baiknya, saya melihatnya dari salah satu peserta dari Bali ini terlihat di lensa saya begitu tenang, dan udeng di antara blankon begitu kontras terlihat.

tujuhbw-57ac6d387797732e14ef05a1.jpg

Anak panah adalah aspek utama dia akan melesat menuju sasaran, dan titis akan tercipta bila tepat.

Mempersiapkan anah panah.

jejeg durung

Waktunya memasang jemparing pada gendewa.

Siap ditarik,

Gaya para srikandi pun sangat meyakinkan.

Bukan hanya milik Pria

Ibu Haryani


Sambil menarik tali busur, posisi jempol menempel pada pelipis untuk menambah keakuratan dan stabilitas, mata fokus pada bandulan.

Bidik

Setelah satu babak selesai, para juri bekerja menilai dan para pengambil anak panah sibuk mencabut anak panah yang menancap pada bandul maupun matras pengaman.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline