Gempa megathrust belakangan ramai diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia. Hal itu dipicu dengan BMKG yang secara intensif memberikan peringatan dan himbauan untuk bersiap-siap menghadapi gempa bumi yang sangat besar. Gempa megathrust disinyalir akan terjadi di zona subduksi atau wilayah tempat salah satu lempeng tektonik bumi yang terdorong dibawah lempeng lainnya. Beberapa lempeng biasanya terus bergerak mendekat satu sama lain, akan tetapi lempeng - lempeng tersebut dapat terjebak disuatu titik tertentu yang dapat menyebabkan penumpukan dan gesekan yang berlebih, hal itulah yang menyebabkan gempa besar dapat terjadi.
Prediksi skala momen gempa megathrust pun bertebaran di sosial media maupun di portal - portal informasi lainnya. Salah satunya juga prediksi tersebut tercantum dalam buku pusat studi gempa Nasional (PUSGEN) 2017, terlampir beberapa Zona Megathrust yang tersebar di Indonesia. Angka prediksi skala momen gempa tersebut cukup menggemparkan masyarakat Indonesia, lantaran angkanya mendekati bahkan lebih dari angka Magnitudo gempa terbesar yang pernah terjadi di dunia.
Dalam buku Pusat Studi Gempa Nasional (PUSGEN) 2017, tercantum diprediksi wilayah Maluku Utara, Pesisir Timur Gorontalo besaran gempa megathrust hingga 8,2 Magnitudo atau setara dengan gempa bumi yang pernah terjadi di Rat Island, Amerika Serikat (AS) pada tahun 1965. Gempa bumi yang terjadi pada 4 Februari 1965 tersebut berkekuatan 8,2 Magnitudo dan menyebabkan tsunami setinggi lebih dari 10 Meter di Pulau Shemya yang berjarak 302 km dari pusat gempa.
Prediksi mengerikan lainnya juga tercantum wilayah Pesisir Barat Aceh, Sumatera Utara akan mengalami gempa megathrust dengan besaran gempa hingga 9,2 Magnitudo atau setara dengan gempa bumi terbesar di Jepang pada 11 Maret 2011 lalu. Gempa berkekuatan 9,1 Magnitudo tersebut menyebabkan tsunami yang menyapu bersih desa Tohoku, Jepang, dan di perkirakan ada lebih dari 22.000 korban jiwa akibat gempa besar ini. Jika prediksi mengerikan ini benar-benar terjadi, artinya Gempa bumi terbesar di Pesisir Barat Aceh, Sumatera Utara pada tahun 2004, kembali terjadi. Gempa bumi Aceh pada 26 Desember 2004 tersebut, masih tercatat sebagai gempat terbesar di Indonesia, hal tersebut menelan korban jiwa sebanyak 230.000 jiwa dan puluhan ribu bangunan hancur akibat gempa berkekuatan 9,1 Skala Richer dan gelombang tsunami.
Berdasarkan prediksi mengerikan tersebut, perlu kita memahami cara melindungi diri dari ancaman gempa Megathrust untuk mengurangi segala risiko dan meningkatkan peluang keselamatan. Berikut beberapa hal yang perlu diketahui sebelum gempa terjadi.
1. Kenali risiko daerah anda
Apakah anda tinggal diwilayah yang berpotensi mengalami gampa besar dan berpotensi tsunami ? Jika iya, pastikan anda mengetahui titik kumpul dan jalur evakuasi terdekat.
2. Pastikan bangunan tahan gempa
Perlu untuk mengkontrol kondisi bangunan anda, apakah bangunan anda masih layak dan tahan gempa, atau perlu diperbaiki sebagai persiapan menghadapi ancaman gempa.
3. Siapkan Tas atau koper darurat
Pentingnya memiliki Tas atau koper darurat yang berisikan kebutuhan penting selama evakuasi gempa atau bencana lainnya, seperti berisikan makanan, air, obat-obatan, pakaian hangat, senter, baterai cadangan, dan dokumen penting. Pastikan tas atau koper berada di tempat yang mudah dijangkau dan dapat dibawa kapan saja.