Budaya dapat dipahami sebagai cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang, serta diwariskan dari generasi ke generasi. Perbedaan budaya melatarbelakangi terjadinya komunikasi lintas budaya yang merupakan proses penyampaian informasi untuk membandingkan dua kebudayaan atau lebih guna mengetahui variabel budaya tertentu dan konsekuensi atau akibat dari pengaruh kebudayaan tersebut.
Salah satu tempat terjadinya komunikasi lintas budaya yaitu lingkungan kerja. Berbagai negara di dunia telah membuka peluang kerja bagi para pekerja asing sesuai dengan sektor pekerjaan yang dibutuhkan. Kerja sama antarnegara juga menuntut pemahaman tentang komunikasi lintas budaya agar dapat berjalan secara efektif, mencapai tujuan, dan berdampak positif bagi para pihak.
Komunikasi lintas budaya di lingkungan kerja dapat dianalisis berdasarkan aspek-aspek yang berkaitan dengan budaya kerja, seperti bentuk komunikasi, cara mengevaluasi, cara kerja, cara memimpin dan mengambil keputusan, kepercayaan pada rekan kerja, cara menyampaikan ketidaksetujuan, dan cara mengatur jadwal. Selain itu, penggunaan bahasa juga menjadi aspek utama yang harus diperhatikan dalam budaya kerja.
Dua negara yang menarik untuk dianalisis tentang budaya kerjanya yaitu India dan Inggris. Dilihat dari sisi historis, India pernah menjadi bagian dari Imperium Britania sejak tahun 1858 hingga menjadi negara yang merdeka pada tahun 1947. Meskipun begitu, India berkembang dengan menganut budaya kerja yang berbeda dari Inggris. Analisis perbedaan aspek-aspek budaya kerja India dan Inggris dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Bentuk Komunikasi
Bentuk komunikasi berkaitan dengan penyampaian informasi/pesan di lingkungan kerja yang dilakukan secara high-context atau low-context. Lingkungan kerja di India cenderung melakukan komunikasi secara high-context. Pesan disampaikan secara implisit dan penerima pesan diharapkan untuk bisa memahami maksud tersirat dari pesan tersebut. Misalnya, "Kami menanti kedatangan anda kembali di kantor ini." Kalimat tersebut disampaikan dengan maksud agar investor bersedia melakukan investasi setelah tahap awal penawaran.
Sedangkan, lingkungan kerja di Inggris cenderung melakukan komunikasi secara low-context. Pesan disampaikan secara eksplisit, jelas, lugas, dan sederhana sehingga penerima pesan bisa dengan mudah memahami maksud dari pesan tersebut. Misalnya, "Kami tunggu kabar baik dari anda pada akhir minggu ini, kami sangat berharap anda bersedia melakukan investasi di kantor kami." Kalimat tersebut disampaikan dengan maksud agar investor bisa segera memutuskan dan memberi kejelasan tentang investasi yang telah ditawarkan.
2) Cara Mengevaluasi
Evaluasi mengacu pada penyampaian umpan balik (feedback) negatif kepada pekerja. Lingkungan kerja di India cenderung menyampaikan feedback negatif secara langsung menggunakan kalimat kritikan yang tepat agar pesan dapat dipahami dengan jelas. Misalnya, "Jika anda tidak bisa melakukan pekerjaan dengan benar, maka jangan bekerja di sini." Kritik yang ditujukan kepada individu itu bahkan bisa disampaikan secara terbuka di hadapan pekerja lainnya.
Sedangkan, lingkungan kerja di Inggris cenderung menyampaikan feedback negatif secara tidak langsung menggunakan kalimat kritikan yang lebih halus, tetapi mengandung kritik tersirat yang harus dipahami oleh penerima pesan. Misalnya, "Saya harap anda bisa menjadi lebih baik dan disiplin. Banyak orang di luar sana yang ingin bekerja seperti anda, tolong gunakan kesempatan anda bekerja di sini dengan baik." Kritik tersebut disampaikan secara pribadi kepada individu yang dituju.
3) Cara Kerja