Lihat ke Halaman Asli

Humor dalam "The Raid" (Jgn Tonton Film Ini)

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13327531661926319259

[caption id="attachment_178380" align="aligncenter" width="449" caption="Parodi The Raid"][/caption] Itulah poster pembuka postingan ini, buatan sendiri dengan kemampuan terbatas. BACA AMPE HABIS YAH.. Tertawalah sebelum tertawa itu dinaikkan harganya.. Yah setelah ngupi-ngupi (baca : Ngopi) sambil ngupil-ngupil dikit (Ngupil : Simbolisme kerja keras menumpuk harta lalu kalo terkumpul, dibuang juga) menikmati berbagai ulasan tentang film The Raid (entah kenapa, saya jadi inget merk pembasmi serangga / apa gitu) yang ditulis oleh kawan-kawan kompasioner. Posting ini bertujuan menjabarkan siapa saja yang sebaiknya jangan menonton film ini, karena meskipun menarik, film ini punya dampak buruk sehingga harus berhati-hati. So, sebelum masuk lebih jauh, harap diketahui, opini ini bersifat menghibur / humor, tetapi berusaha serius pada pakemnya. Dikarenakan banyaknya postingan serupa mengambil jalur serius dan kritik film, saya sendiri memilih jalur humor agar setelah cenat cenut nonton film The Raid, anda bisa relaksasi sedikit disini. ENJOY THIS POSTING, sit down nicely, buy a pop corn..  and.. 3..2..1.. Musik mengalun elegan.. nampak logo WB Presents (Singkatan dari Warner Brothers.. bukan Warteg Barokah) muncul di layar, lalu sebuah Singa (ikon lama WB ) mengaum dengan keras "GROAAARRRR", mendadak singa itu digeser oleh penampilan yang lebih modern / up to date dari .. TRIO MACAN.. (mengebrak dengan goyangan hot-nya) “Eeeaaa… Yang baca postingan ini, hayooo berjoget !! Sama-sama teriakkan.. Iwak Peyekkk.. Iwak Peyekk..!!” (Terdengar lagu IWAK PEYEK..). Tidak kalah seru, muncul penampilan band SMASH sebagai band pembuka opening film ini dengan judul lagu yang hampir mirip yaitu : “IWAK TERI… iwak teri.. iwak teri diasinin !!” Sesaat sebelum film mulai, muncul nama rumah produksi dari postingan ini : POSTING TING-TING.. FADE IN Scene 1. INT - SIAPA SAJA YANG SEBAIKNYA TIDAK MENONTONNYA -DAY Setelah membaca beberapa postingan dari kawan-kawan kompasioner, ternyata film The Raid punya dampak negatif dan disarankan untuk tidak ditonton oleh : 1. ANAK-ANAK atau Orang Dewasa yang kekanak-kanak-an : "Mama ! Papa ! Akyu mo nyonton pilem de laid.. de laid..  de laid". Merengek !! Itu pasti.. anak anda, entah karena dari pengaruh kawan-kawannya meyakinkannya tentang serunya film ini (gedenya cocok jadi jurkam parpol) atau membaca dari Internet (padahal belum tentu orangtuanya ngerti buka internet, tahunya buka usaha), atau dari media lain bahkan jangan-jangan dari kompasiana.. nah lho ! He..he..he.. salut deh kalo adik gua yang masih SD doyan baca kompasiana, gua aja SD doyannya baca komik Petruk-Gareng dari Desa Sumaritis, bisa jadi Megaloman yg rambutnya merah berapi, tapi kalo laper makan nasi pecel juga. Memang ini pilihan sulit bagi orangtua jaman sekarang yang memiliki anak-anak dengan akses informasi terlanjur "bebas" dan sulit dibatasi. Mereka harus bisa menahan keinginan anak-anaknya yang mengikuti trend pasar. Dan pasar bisa membentuk bahkan merubah opini publik, dari sesuatu yang membahayakan menjadi nampak “manis manja grup”, ini dikarenakan kekuatan sebuah media. Gara-gara media, jangan-jangan Tomcat yang kita takuti, malah jadi hewan peliharaan adik-adik kita, sambil bilang, "Ihh.. luthunya, kalo nempel bisa bikin kulit berubah !!". Intinya media punya peran besar dan ini yang terjadi saat film The Raid sukses di pasaran luar (padahal waktu itu, suksesnya bukan secara box office, tetapi sukses di pasaran festival film – NB : Harap dibedakan, film-film yang sukses di pasaran festival belum tentu cocok/pantas ditonton di pasaran komersil.. contohnya : buaaayyaa.. eh.. buanyak !!). Film ini digembor-gemborkan secara tidak berimbang, penekanan lebih kepada adegan seru dan apiknya pengambilan gambar The Raid daripada unsur kesadisan yang tidak layak ditonton oleh anak-anak. Lebih baik pihak orangtua, kakak atau orang dewasa, bijak menyaring informasi ini bagi si kecil. Kompasioner kita, Iqbal Kharisiye, bahkan menulis dengan menarik detail dampaknya bagi si anak. Dari berkurangnya rasa empati pada si anak (padahal si anak udah pakai SIMPATI yang sinyalnya lebih kuat - fenomena anak jaman sekarang, kecil-kecil pegang HP, terima info / sms tentang suatu hal, ndak bisa difilter. Kalo saya mah dulu pegangnya pelepah pisang ama ketapel butut), anak jadi penakut atau cemas, meningkatkan sifat agresif (Kalah tuh obat kuatnya Mak Erot). Anda dapat membacanya di : http://hiburan.kompasiana.com/film/2012/03/26/film-dewasa-jangan-biarkan-anak-anda-menonton-the-raid/ Selain anak-anak ini, yang sebaiknya jangan menonton film ini adalah penonton usia dewasa tapi sifatnya kekanak-kanakan. Bukan baby face yah, kalo baby face.. itu mah saya..wakakakaka (Media spt Kompasiana bisa ngasi efek narsisisme). Penonton semacam ini, mereka abis nonton biasanya mudah terlarut dalam karakter si tokoh tanpa memilah-milah mana kenyataan dan mana yang fiksi, lalu ikut-ikutan. Ini sih wajar saja krn film punya daya bius/hipnotis, tapi kalo berlarut-larut, bisa jadi ada gangguan kejiwaan. Ciri khasnya mudah, misalnya mau nonton film koboi, pas masuk ke gedung bioskop, jalannya kalem bak putri solo nunggu busway yang ga dateng-dateng. Abis nonton film itu, pulang-pulang, gaya jalannya ngangkang kayak abis 15 hari sunatan massal. Belum lagi gaya bicaranya atau act-nya, nemu ulekan di rumah, langsung dipakai buat mainan koboi-koboian, kucing tetangga jadi korban "Dar..der..dor..Toosiiiuungg..". Dan ini berlangsung berhari-hari. Ntar abis nonton film The Raid, pulang ke apartemen, jalannya mengendap-endap, pikirannya curigaan terhadap orang yang ia temui di koridor apartemen. Apalagi apartemennya di di lantai 6, wah... bisa-bisa melihat cowo yang bertampang sangar, bertato, badan gempal sedang berpas-pas-an sama dia, langsung ngibrit ketakutan plus cepiritt.  Atau malah sebaliknya, menantang duel si penghuni apartemen tersebut. Padahal sehari-harinya, tuh orang yang tampangnya sangar, kerjaannya make up artist boo.. Nyampe kamar, mau buka pintu kamar udah curigaan, "Jangan-jangan ada teroris di kamar gua !!", boro-boro teroris, kecoa iya ! Kamar jarang dibersihin.. Jadi, bantulah adik-adik kita  dan orang dewasa seperti ini. Nanti di bawah ada solusinya. 2. Masyarakat Indonesia yang memiliki trauma dan  terlibat dalam konflik massa : (Sstt..yg ini rada serius) Ada kritik tajam dari salah satu kompasioner (Pak Joko Hendarto), bagaimana ia menyesal menonton film ini. Dikarenakan film ini membangkitkan trauma masa lalunya yang pernah tinggal/terlibat dalam daerah berkonflik. Buat orang luar / mereka yang mungkin tidak memiliki efek traumatis terhadap suatu konflik di Indonesia, mereka bisa enjoy dengan film ini. Tetapi kekerasan dalam film ini bagi beberapa masyarakat Indonesia khususnya yang memiliki pengalaman mendalam di daerah konflik,  bukanlah suatu hal yang asyik melainkan menjijikkan / traumatis untuk mereka. Baca ulasan beliau dalam : http://hiburan.kompasiana.com/film/2012/03/25/the-raid-sadis-dan-brutal/ Film tak lepas dari akar budayanya, khususnya budaya masyarakat penontonnya. Sebenarnya saya cukup kaget ketika 21 memutar film ini di Indonesia, saya tahu film ini menarik dan mendapat appreciate masayarakat Internasional itupun di festival-festival yang kita tahu sangatlah segmented, hanya saja mereka mungkin tidak memahami bahwa adegan semacam ini dalam ranah negara kita, berdiri sebagai konten dari peristiwa-peristiwa konflik / trauma masa lalu yang pernah kita alami (Sori nih, yang ini saya bahas agak serius dikitttt..). Buat saya, diputar di luar negeri sudah cukup, tetapi entahlah alasan bisnis / memang karena permintaan /demand dari penonton Indonesia/keingan sang produser sendiri, sehingga film ini bisa diputar di Indonesia. Apapun itu alasannya, sebaiknya anda menghindari film-film jenis ini. Walau sudah diberikan rating thriller atau masuk golongan sadis dan brutal, tetapi bagi anda yang memiliki latar belakang seperti ini, sebaiknya menghindari untuk menonton film ini. Nah, yang di bawah ini, humor lagi… 3. Orang yang sedang DEPRESI berat Kalau anda punya teman / rekan sedang dalam masalah berat atau punya kepribadian tertutup dengan kontrol emosi yang rendah, sebaiknya hindarilah untuk anda mengajaknya menonton film ini. Mungkin anda bermaksud baik ingin mengajaknya untuk gaul/ biar ga kuper, tapi alih-alih positif malahan memberikan mereka pencerahan tentang teknik-teknik menyakiti orang lain yang selama ini menyebabkan mereka tertutup/merasa dikucilkan. Misalnya dalam episode : PACARKU DIREBUT JURAGAN KAMBING Rekan anda abis diputus pacarnya yang udah dipacari selama 10 tahun. Putus gara-gara pacarnya sebel ama teman anda yang suka bersandiwara, ga mau apa adanya, pdhal udah dinasehatin lewat iklan. Dan akhirnya sang pacar lebih tertarik ama Juragan Kambing. Rekan anda ini curhat kepada anda setelah diputus pacarnya. Betapa galaunya dia.. karena udah pake paket "IM3 ga galau", tetep aja galau !! Udah minta maaf pake XL, kirim 1000 bunga mawar ke pacarnya, tetep aja pacarnya ga mau balik, malahan dibalesin begini : "Biarpun kamu kirimi aku 1000 bunga mawar, tetap saja bagiku terasa seperti 10.000 bunga bangkai". Duuhhhh... mau runtuh dunia persilatan cintanya. Udah pake mandi kembang plus  mandi parfum Axe.. tetep aja pacarnya ga balik lagi mengejar-ngejar dia, jangankan dikejar bidadari, ada juga dikejar ama emaknya, parfum sebotol  di rumah, abis semua diembat sama teman anda. Udah gitu pacarnya ditelpon ga bales, di-sms ga bales, di-BBM ga bales.. alasannya bukan krn "Aku ga punya pulsaaa.." ,tapi udah ga ada lagi sinyal-sinyal cinta di hati pacarnya terhadap dia..  Eeeaaa... (Joget ala OVJ..teretetet..teretetet..). Lalu anda berniat menghibur rekan anda yang depresi berat ini dengan mengajaknya nonton film ini. Stop Man !! It's dangerous... Bisa jadi adrenalinnya bangkit.. dia menganggap bahwa pacarnya sekarang sedang di sarang pengamen.. eh.. penyamun.. alias Teroris. Alhasil, sepulang nonton film ini, dia merencanakan untuk membasmi teroris terbesar dalam hidupnya yaitu Si Juragan Kambing, apalagi tuh juragan kambing punya nama Bang TAMA, mantap dah.. mana mukanya mirip Ray Sahetapy, makin yakinlah dia akan aksinya. "Sekali beraksi, sesudah itu gigit jari !!", gitu kira-kira mottonya. Kalo ga dapet juragannya, minimal kambing-kambingnya ia bantai satu persatu. Dan kambing-kambing tak berdosa ini tak bisa melawan meskipun mereka tergabung dalam Tim SWAT (Satuan Wadah Ampas Ternak). Akhirnya terjadilah sekuel film The Raid, hanya saja kali ini setting ceritanya bukan di apartemen kosong, tapi di sebuah peternakan kambing dekat desa Bojong Kutil (Bila ada kesamaan nama, orang ataupun hewan dalam postingan ini, itu hanyalah sebuah kebetulan belaka). Red : Tidak ada hewan yang disakiti selama pembuatan postingan ini. Jadi, pikir-pikir dulu sebelum mengajak rekan anda, lihat kondisi psikologisnya. Apalagi bila anda sudah paham bagaimana keadaan dia sekarang yang lebih parah dari ABABIL. 4. Kakek - Nenek Jantung empot-empotan, nafas sudah ga beraturan, diajak nonton film seperti ini, walaupun dengan alasan membangkitkan adrenalin, tetep saja bikin mereka dag dig dug. Yah, selain alasan kesehatan dan usia, juga alasan psikologis. Meski anda tidak tega meninggalkan mereka di rumah, tetapi mengajak mereka menointon film-film seperti ini, bukanlah hal yang tepat. Apalagi melihat adegan-adegan sadis di masa tua mereka, bisa-bisa teringat jaman PKI dulu. Bisa-bisa  saat adegan brutal memuncak, anak-anak muda berteriak "Gila !! Anjrit !!", mereka malah teriak "Eh Copot !! Copot !!" sambil memegangi gigi palsunya yang copot jatuh ke atas kepala penonton di bawahnya. Intinya, berikan mereka ketenangan masa tua, ajak mereka menonton film-film nostalgia masa lalu yang sedang diadakan dalam rangka menyambut Bulan Film Nasional Maret 2012. Free dan bermanfaat lagi. Silahkan baca di postingan ini : http://hiburan.kompasiana.com/film/2012/03/26/nonton-gratis-bulan-film-nasional-2012-sejarah-adalah-sekarang-6/ Dan yang tak kalah serunya adalah yang di bawah ini ... 5. VAMPIR Wakakaka, tambah anehkan ?? Biarkan saja, namanya juga humor.. tapi baca dulu sampai abis, ntar ketemu pesannya. Kenapa Vampir dilarang nonton film ini ? Pasalnya, di film ini banyak adegan berdarah-darah.. apalagi darah tersebut ditampilkan secara segar sehingga buat mereka, bak Teh botol Sosro.. Ini sesuai slogan mereka : "Apapun makanannya, minumnya tetap Darah Manusia !!" Atau : "Darah itu merah Bung !!", ya iya dong... kalo warnanya kayak pelangi, itu mah bukan darah, tapi ES CAMPUR !! Apalagi tuh darah muncrat kesana-kesini, wahhh.. makin nepsong dah.. berhubung persediaan darah di PMI terbatas, maka bisa jadi mereka mencari "darah muda.. darahnya para remaja.. teroret..teroret", apalagi darah perawan..(Aduh..jadi pengen menikah). Film ini bisa membangkitkan nafsu kevampiran mereka untuk mencari mangsa kembali. Jadi lebih baik anda menghindari untuk menonton film ini, apalagi buat anda vampir-vampir anggaran pemerintah. Vampir memang joke, tetapi yang saya maksudkan adalah orang-orang yang ber-tendensi enjoy dalam menyakiti orang lain/psikopat, sebaiknya anda menghindari film-film seperti ini, karena kesadisannya bisa membangkitkan gairah anda untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. (Pesan ini disampaikan Persatuan Penjara Seluruh Indonesia / PPSI  mirip dikit ama PSSI, bukannya kenapa-napa, hidup normal sajalah, jgn bikin rusuh, penjara udah penuh/sumpek !!). Mendadak Bang Napi muncul : "Ingat ! Kejahatan bukan saja karena niat pelakunya, tetapi juga karena adanya kesempatan.. Wasssskitolah !! Wassskitolah !! Pelakunya !! " (Waskito, yang lagi duduk manis, bingung dan tersedak.. kok namanya bisa disangkut-pautkan pada kasus korupsi yang tidak ia lakukan.. Dasar !! Bung NyasarUdin..) 6. PRODUSER / TUKANG VCD / DVD BAJAKAN Waduh..kalo yang ini sudah jelas alasannya, liat pilem yang lagi "on" dikit di pasaran, langsung dilipatgandakan. Alasannya, ikut memudahkan jalur distribusi kepada masayarakat dan memperkenalkan secara luas film-film Indonesia, padahal mematikan potensi film nasional dan akhirnya menghambat pendapatan para pembuat film (Katanya sih begini, tapi yah anda maupun saya, pasti masih suka beli DVD bajakan dibandingkan nonton ke bioskop). Kalo film ini sampai dibajak, weleh-weleh, makin banyaklah anak - anak kecil yang mudah mengaksesnya,. Minta ke mamanya uang tambahan buat beli DVD Shaun The Sheep atau Timmy Time, ga taunya, langsung ngacir beli The Raid, nonton di rumah tetangga yang lagi sepi. (Ssttt... Kalo udah ada bajakannya, kasi tau saya yah, belinya dimana..) Scene 2.     EXT - TAWARAN SOLUSI - NIGHT Berikut beberapa solusi agar anak anda tidak jadi/batal menonton film The Raid : a. Pihak penyelenggara pertunjukkan (Bioskop) harusnya bisa menempelkan atau memberi peringatan bahwa film ini untuk 17 tahun ke atas/membatasi penontonnya, kecuali sang orangtua sedikit nyeleneh dan memaksa anaknya utk ikut menonton bersamanya, itu urusan lain. Penerapan sistem seperti ini sangat sulit, karena seperti kita tahu, meski sudah dilabeli 17 tahun ke atas atau rating tertentu, tetap saja berbagai umur menontonnya. b. Ada cara ampuh meski sedikit berkorban, seperti yang dilakukan oleh salah seorang kompasioner, beliau menjanjikan akan mengajak adiknya menonton pertandingan bola tim favoritnya menggantikan keinginan sang adik utk menonton The Raid. Meskipun bisa jadi dalam pertandingan bola nantinya ada adegan yang tak kalah seru dari film The Raid, baku hantam antar wasit, pemain, penonton, pelatih dll. Ohh.. uniknya Indonesia ini. Tapi anda bisa melakukan hal lainnya semacam membelikannya mainan/mengajaknya ke Dufan menonton The Defender/menonton film lainnya (NB : Saya tidak dibayar ama Dufan) c. Pihak Bioskop seharusnya memberikan tontonan alternatif saat hendak memberikan film yang memiliki efek kekerasan dan  sudah dinanti-nanti banyak orang. Misalnya saat film The Raid muncul, bersamaan dengan itu putarlah film animasi/film untuk anak-anak. Dan sepertinya ada langkah terpuji saat film Hugo disuguhkan bersamaan The Raid. Ini bisa menjadi solusi bagi orangtua untuk memberikan tontonan alternatif pengganti The Raid. Atau seharusnya bersamaan dengan The Lorax. d. Bagi yang punya kawan berumur dewasa tapi perilaku kekanak-kanakan (Mudah terikut/terhanyut dalam perilaku tokoh-tokoh di film tanpa bisa memfilter), ingatkan mereka untuk menyadari bahwa setelah film berakhir, tangkaplah pesannya tetapi tidak perlu mengikuti gaya/perilaku tokohnya bila tidak sesuai kenyataan dan terasa kurang pantas. Ingatkan mereka bahwa film itu penuh rekayasa dan dalam kenyataan sehari-hari, tidaklah seperti itu. Sibukkan mereka dengan aktifitas lain misalnya mengajak ia hang out / olahraga sambil membahas hal lain di luar film The Raid. Ok, next it's the Hot News : FILM TERBARU INDONESIA DI BULAN APRIL : Baiklah, kalo anda merasa The Raid adalah film tersadis di bulan ini (Maret 2012), nantikanlah 1 film yang lebih sadis lagi, diproduksi oleh rumah produksi : ISTANA NEGARA-GARA SIAPA ?, judul filmnya : HOROR SETAN BBM (Tayang mulai 1 April 2012, serentak di seluruh SPBU Indonesia !!). Sstt.. jangan marah dulu ama Es Be Ye, sapa tau pas April tgl 1, dia ngadain jumpa pers dan ngomong.. "Sori, BBM ndak jadi naik kok.. itukan cuma April MOP..Weee…he..he..he..". Marah karena ini ulasan penuh humor.. tenang saja, jangan geram dulu, ini ada ulasan seriusnya dari kompasioner kita Bung Anny Purnomo: http://hiburan.kompasiana.com/film/2012/03/24/serbuan-the-raid-antara-bangga-sekaligus-geram/ KLIMAKS  : Sekian, tanpa bermaksud menggurui, semoga postingan ini bisa menjadi hiburan menyenangkan di tengah hiruk pikuk perfilman nasional setelah kemunculan The Raid. Terima kasih, dari saya seorang pemula dan junior dalam menulis di kompasioner ini. THE END Salam.. Action !! Getto "Jendral" - 26-03-2012 Perhatian : Menonton film ini bisa menjadikan anda gangguan kehamilan, penyakit jantungan, ketegangan berdebar-debar.. jika sakit berlanjut, hubungi dokter anda dan pastikan dokter anda tidak sedang menonton / sudah menonton film ini, jangan sampai terjadi adegan HOROR DI RUANG DOKTER !!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline