Lobi-lobi panas, intrupsi yang datang silih-berganti, dinamika yang berujung hingga malam hari, palu milik Ceu Popong yang menjadi pimpinan sementra DPR yang hilang misterius namun kembali, sepertinya tidak akan mewarnai pemilihan pucuk pimpinan DPR tahun 2019-2024 lagi. Dengan adanya revisi UU MD3 ketua DPR akan menjadi hak partai pemengan pemilu yang mendapatkan kursi terbanyak di DPR, sedangkan empat oraang yang kan menjadi wakil pimpinan berdasarkan urutan kursi terbanyak berikutnya. Jika dilihat dari hasil pemilu 2019, tentu sudah dipastikan kader PDI-P akan menajdi pucuk pimpinan DPR-RI priode 2019-2024.
Sinyal memanasnya perebutan pucuk pimpinan (ketua) akan beralih ke MPR. Pemilihan pimpinan MPR yang semula sejumlah delapan orang menjadi sepuluh orang setelah MPR menggelar sidang paripurna akhir jabatan priode 2014-2019. Didalam sidang tersebut juga diatur tata tertib pemilihan pimpinan MPR priode berikutnya. Bakal calon pimpinan MPR diusulkan oleh fraksi dan DPD dalam sidang paripurna, dengan penentuan secara musyawarah mufakat. Namun jika masih terdapat perbedaan akan dilakukan pengambilan suara.
Berkaca pada mekanisme penentuan pimpinan MPR-RI priode 2019-2024, panasnya pemilihan pimpinan DPR akan bergeser ke MPR. Terlihat dari dinamika yang terjadi, partai politik sudah mulai melakukan lobi-lobi hingga memasang nama kader mereka yang dianggap layak menduduki ketua MPR. Sebut saja partai Golkar, Bambang Soesatyo yang akrab dipanggil Bamsoet Ketua DPR pengganti Novanto mendapat restu dari Ketum Partai Golkar. Ahmad Muzani yang menjabat Seketaris Jenderal Partai Gerinda pun mulai diusulkan oleh partai berlambang burung garuda tersebut.
Lestari Moerdijit yang merupakan kader partai Nasdem sudah disapkan untuk mewakili fraksi merebut pucuk pimpinan MPR, walaupun ada anggapan Nasdem akan mendukung Golkar dalam pemilihan pucuk pimpinan. Taklah dengan anggota satu koalisinya, partai PKB bertekad mengajukan ketua umum mereka yaitu Ahmad Muhaimin Iskandar sebagi pucuk pimpinan MPR priode yang baru, hal ini terungkap dari pernyataan Anggota Dewan Syuro PKB. Syarif Hasan Waketum Partai Demokrat pun secara terbuka ingin menduduki pucuk pimpinan MPR, namun menurutnya keputusan kader yang akan menjadi bacalon pimpinan MPR ada di tangan SBY.
Lobi-lobi di dalam koalisi dan anggota DPD terpilih akan terus masif dilakukan pengurus partai demi mendapatkan pucuk pimpinan MPR-RI. Manufer partai untuk mendukung salah satu bakal calon akan seiring terjadi, memilih jalur aman atau lobi dengan syarat yang menguntungkan akan menjadi senjata pamungkas para pengurus fraksi. Jika lobi gagal kesepakatan menemui jalan buntu, bisa saja intrik kegaduhan seperti pemilihan ketua DPR priode lalu akan tersaji di MPR.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H