Lihat ke Halaman Asli

Ketika Naruto Berubah Menjadi Olga

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Setiap minggu pagi sekitar 13 tahun yang lalu adalah hari yang selalu saya tunggu-tunggu, pada hari itu saya selalu bangun lebih pagi dari hari sekolah, bangun tidur jam 5 pagi sholat subuh, mandi, kemudian sarapan dengan penuh semangat, ketika jarum jam menunjuk pukul 06.00 am saya bergegas menyalakan TV, hampir seluruh stasiun televisi menayangkan film kartun dari berbagai jenis, dari kartun anak-anak sampai remaja, serial kartun terus di putar sampai pukul 11.00 am bahkan ada yang sampai pukul 12.00.

Tayangan televisi minggu pagi yang dihiasi kartun pada masa itu menuai polemik dan berbagai macam protes maupun kecaman, mereka menganggap kartun tidak memberi manfaat dan membuat anak berpikir kalau dunia adalah medan perang, karena sebagian cerita kartun menggambarkan tokoh yang mempunyai kekuatan dan bertarung demi membasmi kejahatan ataupun ada yang bertarung karena alasan yang konyol, pada setiap episode ada saja adegan bertarung dengan musuh. ada juga sebagian kartun yang rata-rata dari jepang menawarkan tentang kehidupan sehari-hari dan masih banyak lagi.

Jika kita melihat tayangan televisi saat ini minggu pagi sudah di isi acara-acara gosip, jalan-jalan, masak memasak, yang segmennya remaja sampai dewasa, belum lagi ditambah acara musik dan hura-hura yang presenternya pria kemayu atau kumpulan orang-orang yang senang menghina, sungguh menyedihkan acara televisi minggu pagi, hanya segelintir stasiun saja yang masih menayangkan kartun itu juga porsinya sedikit sekali belum lagi ada bagian yang di potong sehingga cerita sulit di mengerti.

Inikah acara yang di inginkan orang-orang yang dahulu tidak setuju dengan tayangan kartun minggu pagi? padahal banyak sekali pelajaran yang bisa dipetik seperti persahabatan, perjuangan yang pantang menyerah, latihan agar lebih hebat, contoh kita ambil kartun Digimon, di serial tersebut persahabatan antar karakter sangat kuat, mereka saling menghargai satu sama lain, toleransi dan tanggung jawab di kedepankan, pada serial naruto juga di perlihatkan karakter utama naruto yang rajin berlatih agar lebih kuat, tidak ada jalan pintas untuk jadi kuat semua harus melalui proses, bagaimana dia memperjuangkan persahabatannya dengan sasuke, bagaimana dia sangat ingin melindungi sakura.

Memang tidak semua kartun mendidik harus melalui seleksi yang ketat untuk itu perlu diperhatikan genre kartun yang akan ditayangkan, adegan pertarungan dalam bentuk kartun dan sangat mustahil untuk di tiru, itulah sebabnya serial fantasi dibuat kartun, anak-anak pun berpikir tidak mungkin kartun menjadi nyata. yang mengerikan acara televisi minggu pagi saat ini gosip dan presenter pria kemayu tadi sangat mungkin untuk ditiru dan diresapi oleh anak-anak, semua adegan itu dalam bentuk manusia sungguhan, cara berbicara, cara berpakaian sangat mudah ditiru oleh anak-anak, selamatkan generasi bangsa dari tontonan semacam ini, apakah kita ingin generasi kita menjadi banyak pria kemayu dan wanita berpakaian seksi? dan suka menghina? dunia ini memang medan pertempuran dan butuh perjuangan untuk menggapainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline