Lihat ke Halaman Asli

Pesimisme Vs Mario Teguh

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hal yang menggelitik saya untuk beropini dengan judul seperti diatas adalah seringnya saya melihat teman-teman saya yang seumuran saya (bisa dikatakan generasi muda penerus bangsa) di beberapa media sosial dengan bangganya mem-posting kalimat "Hidup Tidak Semudah Mulut Mario Teguh". Ironisnya postingan itu mendapat respon yang cukup baik, mulai dari banyaknya like dan retweet dari teman-teman saya lainnya. Seakan mereka membenarkan kalimat itu, mungkin karena kalimat itu benar-benar merepresentasikan keadaan mereka saat itu, ya.. mungkin.

Menelisik lebih dalam makna dari "Hidup Tidak Semudah Mulut Mario Teguh" terdapat pesan pesimisme di dalamnya. Misal disampaikan dengan kata lain namun dengan makna yang sama, "Kamu Tidak Akan Bisa" atau "Hidupmu Tidak Akan Lebih Baik Bahkan Jika Kamu Sudah Berusaha". Menyebarkan kalimat ""Hidup Tidak Semudah Mulut Mario Teguh" menurut saya sama halnya dengan mengajak orang lain untuk bersikap pesimis akan hidupnya. Apalagi melalui media sosial yang ada saat ini, suatu informasi bisa menyebar dengan sangat cepat.

Optimisme. Satu kata sederhana yang mempunyai makna yang dalam. Ya, dalam.  Mengapa saya menyatakan bermakna cukup dalam. Pertama kita mulai dari arti dari kata optimisme itu sendiri. Menurut saya optimisme bisa dikatakan sebagai perasaan yakin yang seyakin-yakinnya bahwa suatu hal yang direncanakan di masa depan bisa dicapai. Kedua, optimisme adalah suatu kekuatan yang paling mendasar untuk merubah keadaan menjadi lebih baik. Keadaan yang lebih baik bisa diartikan keadaan apapun tergantung dari subjeknya. Coba kita ingat lagi kampanye Obama pada pemilihan presiden Amerika Serikat 2008 silam. Obama menggunakan kata "change" sebagai slogannya dalam berkampanye. Intinya, pesan yang ingin disampaikan Obama saat itu adalah membangkitkan rasa optimisme rakyat Amerika Serikat untuk optimis bisa berubah ke arah perbaikan. Ya, optimis dan kemudian bangkit bersama menuju ke arah yang lebih baik dalam segala aspek.

Kembali lagi ke kalimat "Hidup Tidak Semudah Mulut Mario Teguh", jelas sekali sudah banyak orang khususnya generasi muda kita yang "terinsipirasi" untuk pesimis akan hidupnya, paling tidak pesimis akan rencana jangka pendeknya setelah membaca kalimat itu. Jika anda termasuk salah satu orang yang sempat merasa pesimis akan hidup anda. Coba baca lagi kalimat "Hidup Tidak Semudah Mulut Mario Teguh" dan kemudian coba yakinlah.. Paling tidak, hidup tidak serumit  dan sesusah yang kita bayangkan setelah membaca "Hidup Tidak Semudah Mulut Mario Teguh".

Memang sulit rasanya untuk menumbuhkan rasa optimisme di tengah carut marutnya negara kita saat ini. Ya, mungkin memang tidak semudah mulut Mario Teguh, namun tidak sesulit yang kita bayangkan juga kan. Tetap optimis dan ayo bangun bangsa ini ke arah yang lebih baik. Sulit bukan berarti tidak bisa kan?

Semangat! :)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline