Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan Alat Perlawanan

Diperbarui: 28 Mei 2021   21:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh Gerry M

PENDIDIKAN ALAT PERLAWANAN

"Kalau mau menjadi budak jangan sekolah, biarlah tanpa sekolah langsung saja jadi budak bangsa kolonial. Karena yang sekolah atau berilmu adalah orang-orang merdeka dan tidak pernah menjadi budak kolonial. Ilmu pengetahuan bukan untuk membohongi dan merusak rakyat. Tidak ada mata kuliah kebohongan di planet ini;" (Dr. Socratez Sofyan Yoman. Ita Wakhu purom 21 November 2020)

Pemahaman tentang pendidikan dari pandangan dasarnya bahwa dunia ini terbagi dalam dua kelompok yaitu: kelompok peindas dan kelompok tertindas. Setiap orang pastilah menjadi bagian dari salah satu kelompok, entah dia si penindas ataukah si tertindas. 

Dalam kerangkah pemahaman ini, praktik belajar-mengajar yang banyak terjadi di papua, lebih banyak melakukan proses pendidikan yang menindas karena satu arah dari guru kepada murid. Paradigma yang mengandalkan hafalan berwatak pasif, tidak mengajar yang sebenarnya dan banyak melakukan penipuan sehingga model penerapan sistem pendidikan dipapua, guru mewajibkan murid menghafal mata pelajaran Pancasila dan Sejarah. 

Dan sejarah yang sebenarnya di sembunyikan. Padahal mata pelajaran sejarah berdasarkan konteks di papua ini sangat dibutuhkan dalam rangka mengenali diri sebagai kaum tertindas.

Karena pendidikan tidak hanya sekedar ilmu yang kita cari untuk bekal didunia kerja dan menjadi budak bangsa kolonial. Melainkan, pendidikan merupakan alat untuk melawan ketidak adilan, ketertindasan, dan kebodohan yang meradang. pendidikan Alat Perlawanan.

Jayapura 28 Mey 2021.

Penulis adalah: Jemat Pinggiran Penikmat Debu Jalanan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline