Lihat ke Halaman Asli

24 Tahun Tragedi Tiananmen

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13704291592070132109

[caption id="attachment_247248" align="aligncenter" width="461" caption="Puluhan ribu warga di Taman Victoria, Hong Kong menyalakan lilin untuk memperingati 24 tahun tragedi Tiananmen di Beijing, China, Selasa (4/6/2013). Foto : voaindonesia.com"][/caption] Selasa (4/6/2013) puluhan ribu penduduk Hong Kong memadati Victoria Park untuk mengikuti upacara peringatan 24 tahun tragedi Tiananmen di Beijing, China, yang terjadi 4 Juni 1989. Di tenah hujan lebat, mereka menyalakan lilin sambil mengingat kembali tragedi penumpasan maut Beijing terhadap protes pro-demokrasi di Tienanmen. Beberapa dari mereka yang berkumpul di taman meninggalkan upacara ketika hujan mulai turun, tetapi banyak yang bertahan disana dibawah lindungan payung dan meneriakkan slogan-slogan yang menyerukan agar pemimpin-pemimpin China meluruskan sejarah gerakan protes 1989 di Tienanmen, Beijing. Pemerintah Halangi Peringatan Isu Tiananmen masih menjadi suatu hal yang bersifat tabu di China. Namun warga kerap menyinggung insiden itu di jejaring sosial. Pemerintah China akhirnya kesulitan untuk mengontrol informasi-informasi seputar tragedi berdarah tersebut. Pemerintah memberikan tekanan keras setiap peringatan yang jatuh pada 4 Juni untuk mencegah setiap langkah diskusi tentang kekerasan terhadap para demonstran pro demokrasi tahun 1989 silam. Puluhan aparat keamanan dikerahkan untuk bersiaga di luar gerbang batu pemakaman Wanan dekat perbukitan barat Beijing, di mana para keluarga korban yang tergabung Tiananmen Mothers, berziarah setiap tahunnya. Keluarga korban meyakini jumlah yang tewas bisa melampaui angka 3.000 orang, meski sebagian lagi menduga angka itu bisa lebih besar lagi. [caption id="attachment_247249" align="aligncenter" width="461" caption="Foto : voaindonesia.com"]

1370429223707798285

[/caption] Aparat keamanan juga berpatroli di sekitar bekas rumah Zhao Ziyang, mantan pemimpin Partai Komunis yang tersingkir dan menjadi tahanan rumah menyusul aksi demo yang gaungnya mendunia itu. Bekas rumah Ziyang berada di gang sempit yang letaknya tidak jauh dari Kota Terlarang Beijing. Pemerintah juga menangkap dan meningkatkan pengawasan terhadap 10 pembangkang utama, berdasarkan laporan Kelompok Advokasi Pembela Hak Asasi Manusia China yang bermarkas di Hong Kong. Polisi mengawasi ratusan turis yang mendatangi Lapangan Tiananmen dan berfoto dengan latar bendera nasional China. Beberapa di antara turis itu sempat dimintai kartu identitasnya oleh polisi. Sikap represif pemerintah tersebut, menyulut kritik warga terhadap Presiden China Xi Jinping.  Xi dinilai kurang aktif dalam program reformasi politik China. Xi pun dipandang sebagai seorang penganut paham Maoist Ortodoks, yang akan membawa China bergerak mundur. Tokoh pembangkang terkemuka China, Hu Jia di Twitter menulis bahwa pemerintah menunjukkan kelemahannya dengan melarang digelarnya diskusi soal Tiananmen. "Tekanan tinggi yang juga pernah terjadi sebelumnya ini, untuk peringatan ke-24 pada 4 Juni ini benar-benar menunjukkan rasa takut pihak pemerintah," katanya. Tragedi Tianamen menjadi sejarah paling kelam dari pelanggaran hak asasi manusia dalam beberapa dekade terakhir di China. Pasukan China didukung tank-tank membrangus demonstrasi yang dipimpin mahasiswa pada 4 Juni 24 tahun silam, menewaskan ratusan dan kemungkinan malahan ribuan orang.  Pemerintah China menganggap protes itu sebagai “pembrontak kontra-revolusi” dan memblokir usaha setiap tahun oleh aktivis pro-demokrasi untuk memperingati pembantaian itu. [***] Dirangkum dari berbagai sumber.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline