Lihat ke Halaman Asli

Jelang 1 Desember, Situasi Papua Mencemaskan

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1353992551356103279

[caption id="attachment_211600" align="aligncenter" width="465" caption="Ilustrasi: Media Indonesia/Tiyok/wt"][/caption]

1 Desember yang dianggap sebagai tanggal ‘keramat’ bagi kelompok aktivis pendukung Papua merdeka akan segera tiba. Berbagai isu telah tersebar seputar momentum 1 Desember itu. Bahwa akan ada pengibaran bendera Bintang Kejora, ada ibadah syukur, ada aksi demonstrasi menuntut referendum ulang, dan seterusnya.

Sementara itu, di wilayah Kabupaten Lany Jaya dini hari tadi (Selasa, 27/11/2012) sekitar pukul 05.00 WITA terjadi penyerangan terhadap Mapolsek Pirime oleh sekelompok orang bersenjata api. Dua anggota Polisi dikhabarkan tewas dan satu lainnya hilang, masih dalam pencarian. http://www.antaranews.com/berita/345493/mapolsek-diberondong-peluru-dua-polisi-tewas

Di wilayah Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya, kelompok OPM pimpinan Goliath Tabuni dikhabarkan tengah menggelar konferensi tingkat tinggi selama empat hari (26-30 November 2012) dengan agenda utama mengukuhkan Goliath Tabuni menjadi Panglima Tertinggi OPM. Ia telah mengutus kurirnya menyampaikan surat kepada Kapolres Puncak Jaya AKBP Marselis yang meminta aparat keamanan agar tidak mengganggu jalannya konferensi itu.http://bintangpapua.com/headline/28952-opm-minta-aparat-tak-ganggu-ktt-tpnopm

Menanggapi isu-isu yang berkembang serta aktivitas dan insiden yang tengah terjadi, sejumlah tokoh Papua dan pimpinan otoritas keamanan angkat bicara yang intinya mau menenangkan warga agar tidak terpancing dan tetap beraktivitas seperti biasa.

Di antara tokoh-tokoh itu adalah Thaha Alhamid (Sekjen Presidium Dewan Papua/PDP) yang meminta warga Papua, khususnya di wilayah Kab. Biak Numfor agar tidak panik dengan aktivitas 1 Desember. Pihaknya sudah mengeluarkan edaran kepada semua elemen masyarakat Papua agar tidak melakukan gerakan tambahan pada 1 Desember, sebab akan berhadapan dengan aparat keamanan. http://www.bisnis-kti.com/index.php/2012/11/warga-biak-diimbau-tidak-panik-hadapi-1desember/

Dari Jayapura, Wakil Ketua  DPRP  Yunus Wonda, SH juga mengingatkan  pihak-pihak  tertentu untuk tidak mengibarkan  bendera Bintang Kejora. Kepada aparat Polri  Wonda meminta agar perlu  dilakukan pendekatan persuasif dan menghindari pendekatan kekerasan dan represif  seperti   menembak   mati dan   menghilangkan nyawa warga  sipil   yang  tak berdosa.

Himbauan yang sama juga datang dari Alex Baransano dari organisasi Satgas Port Numbay. Ia menyerukan agar semua pihak dapat memandang momen 1 Desember dengan baik walau di dalamnya menyangkut banyak kepentingan, termasuk kepentingan politik. Ia meminta masyarakat Papua tidak mengotori 1 Desember dengan aksi anarkis atau pun pengibaran bendera.

“Kami tidak mau orang Papua berkelahi di dapurnya sendiri, dan kami mengajak semua pihak untuk menyukseskan PILGUB agar putra Papua yang terpilih nantinya bisa membawa perubahan,” tegas Alex.

Sementara Kapolsek Jayapura  Utara  AKP  KR  Sawaki, SE  memberikan  jaminan pada  1 Desember   tak ada  pengibaran bendera Bintang Kajora di wilayahnya. Bila  ada  pihak  yang mengibarkan Bintang Kejora adalah   provokator. Dan  itu tetap disikapi  secara serius oleh  masyarakat  adat  baik secara  hukum, budaya dan adat.  http://bintangpapua.com/headline/29056-1-desember-sakral-jangan-dikotori

Himbauan-himbauan itu adalah sesuatu yang positif dan patut dihargai, sekaligus juga untuk menjaga bangsa kita ini agar tetap utuh dan satu.Suka atau tak suka, NKRI adalah harga mati. Negara wajib melindungi warga negaranya dari upaya kelompok-kelompok kepentingan tertentu yang memiliki tujuan lain. Himbauan tokoh-tokoh itu adalah bagian dari keinginan orang Papua dalam mendapatkan hak perlindungan Negara. Negara harus benar-benar memastikan keamanan di Papua dan kalaupun ada gangguan keamanan dapat segera diatasi dan mereka yang mengganggu keamanan segera ditindak secara hukum. Jangan lagi ada kasus seperti Timor Leste yag lepas dari Indonesia. Itu adalah kesalahan terbesar kita sebagai bangsa, sepanjang segala masa. Kita berharap, Pemerintah terus giat membina setiap daerah dengan sama baiknya agar tidak ada lagi kelompok yang berpikir untuk memisahkan diri lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline