Lihat ke Halaman Asli

Aktivis Anti-Indonesia di Vanuatu Ditahan

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13372406391016017689

Seorang aktivis kelahiran Papua yang sudah menjadi warga negara Vanuatu, Andy Ayamiseba beberapa hari lalu ditahan aparat kamanan Port Vila, Vanuatu.Andy bersama puluhan orang lainnya Senin, 14 Mei 2012 ditangkap karena melakukan protes kepada pemerintah Vanuatu tanpa izin yang sah.

[caption id="attachment_177598" align="alignright" width="225" caption="Andy Ayamiseba. Sumber : martoart.multiply.com"][/caption] Protes Andy terkait kebijakan Pemerintah Vanuatu menjalin kerjasama latihan militer dengan pihak Indonesia. Andy menolak kedatangan pesawat militer Vanuatu yang membawa 100 unit komputer, sebagai bagian dari perjanjian kerja sama yang ditandatangani pemerintah Indonesia dan Vanuatu. Ayamiseba menilai tindakan ini telah mengabaikan dukungan rakyat Vanuatu terhadap hak penentuan nasib sendiri bagi Papua Barat. "Jika ada kekuatan seperti itu untuk melatih polisi Vanuatu, Indonesia harus menjadi yang terakhir dalam daftar. Orang-orang ini,(Indonesia) mereka melakukan kekejaman pada orang-orang Melanesia lainnya. Jadi ating menendang AFP keluar adalah untuk memiliki militer Indonesia dan polisi ating ke sini.” Protes Andy.

http://www.rnzi.com/pages/news.php?op=read&id=68200

Andy Ayamiseba selama ini memang dikenal sebagai orang Papua yang sudah lama hidup di pengasingan. Andy lahir di kota Biak, 21 April 1947. Ayahnya orang Papua dan ibu keturunan Tionghoa. Hidup di pengasingan adalah bagian dari perwujudan sikap politiknya menolak integrasi Papua ke dalam NKRI. Ia kemudian memilih menjadi warga negara Vanuatu. Dari tempat pengasingannya itu, Andy terus menjalin hubungan dengan faksi-faksi pendukung Papua merdeka.

Mungkin juga Andy adalah salah satu tokoh yang mencari sponsor di luar negeri untuk mendukung aktivitas kelompok pro-M, termasuk dari pemerintah Vanuatu. Namun apa mau dikata, melihat trend dunia internasional yang terus memberikan dukungannya bagi KEDAULATAN NKRI atas wilayah Papua, Pemerintah Vanuatu pun akhirnya melunak.

Sekeras apapun sikapnya menentang keberadaan Pemerintah RI di Tanah Papua, Pemerintah Vanuatu rupanya harus bersikap realistis terhadap kemiskinan yang menimpa negerinya. Papua yang dulunya tertinggal ternyata sudah jauh lebih maju ketimbang daerah-daerah pedalaman di Vanuatu. Itu berkat kerja keras Pemerintah dan bangsa Indonesia untuk memajukan Papua, kendati masih ada segelintir kelompok Pro-M yang menentang dan menghambat.

Sikap sabar dan tak kenal lelah Pemerintah Indonesia ini, telah membuka mata Pemerintah Vanuatu. Daripada ikut-ikutan mendukung gerakan pemisahan Papua dari NKRI yang arahnya semakin tak jelas, adalah lebih bijaksana menjadikan Indonesia sebagai mitra untuk bersama-sama memajukan dan mensejahterakan ras Melanesia, baik yang ada di Tanah Papua maupun di negara-negara Asia Pasifik lainnya.

Maka penangkapan dan penahanan Andy Ayamiseba adalah TEPAT dalam rangka menjaga hubungan baik negara Vanuatu dengan Indonesia yang memang secara geografis bertetangga dekat, dan ingin semakin dekat melalui kerjasama bilateral untuk saling membangun dan saling mengembangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline