Lihat ke Halaman Asli

Kisah Pilu Dokter Andra: komentar untuk kompasianer HABIBI

Diperbarui: 15 November 2015   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semua daerah terpencil masih kekurangan fasilitas kesehatan, juga kurang sarana transportasi, malah bisa dibilang minim segala-galanya.

Krn itulah disebut terpencil.

Kesanalah antara lain dokter harus bekerja, untuk masyarakat kita yg memang membutuhkan pelayanan kesehatan.

Dobo sebenarnya bukanlah daerah terpencil. Ini satu kota kabupaten yg cukup maju di Maluku yg punya pelabuhan laut bagus, juga lapangan terbang.

Dr. Andra sdh cukup lama disana, sayangnya terkena penyakit yg cukup parah dan komplikasi yg membutuhkan tindakan lebih canggih yg tidak tersedia di Dobo.

Hal begini bisa terjadi pada siapa saja, termasuk dokter tentunya, dan bisa dimana saja di seluruh pelosok negeri kita yg luas dan masih miskin sarana transportasi modern dan fasilitas RS modern.

Untuk kondisi spt kita ini, maka tindakan PREVENTIF atau pencegahan sangatlah penting, selain tindakan cepat untuk mencegah jatuhnya kondisi pasien pada tingkat komplikasi parah.

Di daerah endemis malaria, perlu obat pencegahan rutin bagi mereka yg baru masuk ke daerah tersebut.

Ketika kami dulu bertugas selama dua tahun di pedalaman Timor, saya dan teman-teman selalu meminum obat pencegah malaria, dan terbukti efektif hingga tidak ada yg terjangkit malaria. Bila ada yg terkena penyakit Frambusia, cepat diberi suntikan penisilin himgga tidak menyebar.

Membutuhkan puluhan tahun lagi hingga kita bisa mempunyai sarana memadai untuk transportasi dan kesehatan mengingat begitu luasnya negeri kita dan belum mampunya pemerintah menyediakannya karena membutuhkan dana yg luarbiasa, sementara kalaupun ada, habis dikantong koruptor yg sekarang duduk di kursi sebagai penguasa.

 : http://m.kompasiana.com/ganbatte/kisah-pilu-dokter-muda_564811aefe22bd030635ff48#sidr-main

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline