Lihat ke Halaman Asli

Suntik Putih Vitamin C: Berbahaya

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao


Suntik Putih Vitamin C: BERBAHAYA !!
Suntik putih dengan vitamin C mulai populer sejak tahun 90an. Vitamin C memang mempunyai banyak khasiat. Kita sudah mengetahuinya. Dan sesuai dengan topik, maka kali ini kita diskusikan efek vitamin C dengan dosis cukup tinggi dalam tubuh manusia yang dapat membuat kulit menjadi lebih cerah.
Kenapa berbahaya?
Di lapisan kulit, terdapat sejenis sel yang bernama melanosit. Sel ini berfungsi memproduksi suatu zat pigmen yang disebut melanin. Bila produksi melanin berjumlah banyak, maka kulit akan berwarna lebih kecoklatan sampai hitam (seperti pada saudara kita di papua) dan bila produksinya lebih sedikit maka kulit seseorang akan lebih cerah, lebih putih, seperti misalnya saudara kita yang keturunan tionghwa atau belanda.
Di dunia, kelompok warna kulit yang diturunkan secara genetik ini dibagi dalam 3 kelompok besar yaitu negroid (kulit coklat kehitaman seperti orang negro/afrika), kaukasoid (kulit berwarna terang karena sedikitnya pigmen melanin, pada orang eropa yang berambut blonde), dan mongoloid (pigmen yang berwarna kekuningan, seperti orang mongol dan cina).
Kalau kita di indonesia, umumnya adalah campuran dari ketiga kelompok tersebut. Ada yang hitam manis giginya putih, turunan belanda depok, dan sinyo amoy mirip jackie chan, pokoknya komplit deh.
Malah di pedalaman pulau jawa banyak yang berkulit kecoklatan berambut lurus penggemar film india dengan lagu kuch kuch hota hai.
Artinya, warna kulit itu diturunkan dari generasi ke generasi dan bersifat genetik.
Proses pembentukan pigmen pada melanosit telah diketahui berasal dari tirosin dan untuk merubahnya menjadi produk lanjutan hingga terbentuknya melanin sebagai pigmen pewarna kulit, dibutuhkan suatu enzim protein yang disebut tirosinase.
Nah, vitamin C, sang jagoan ini, bersifat menghambat tirosinase. Hanya saja dibutuhkan dosis yang tinggi untuk bisa mencapai melanosit di lapisan kulit.
Karena pemberian per oral tidak mungkin (vit c sangat larut di air dan mudah dikeluarkan melalui urin), juga suntikan melalui otot menimbulkan nyeri yang hebat, maka suntik putih vit c yang populer itu diberikan dengan cara infus. Cairan vitamin c dimasukkan ke dalam botol infus dan dilarutkan dan diinfuskan ke dalam tubuh melalui pembuluh darah. Sampai disini jelas bukan?
Vitamin c bersifat asam. Nama lainnya adalah ascorbic acid. Karena infus suntik putih harus dilakukan rutin, bisa seminggu hingga dua kali, maka darah akan sangat bersifat asam.
Karena aliran darah pasti melalui organ ginjal untuk produksi urin, maka ginjal pun harus bekerja terus menerus dalam suasana sangat asam (pH rendah). Akibatnya dengan mudah akan terbentuk kristal-kristal yang berasal dari zat asam yang ada dalam darah seperti asam oksalat, asam pospat, asam urat, dll yang kemudian mengendap di ginjal sebagai inti pembentukan batu ginjal.
Kemudian, batu ginjal pun dengan mudah terbentuk. Batu ginjal adalah penyebab utama rusaknya ginjal karena infeksi hingga kegagalan ginjal akut atau kronis. Pantaslah kalau dikatakan cara pemberian vit c dosis tinggi atau populer dengan nama suntik putih ini sangat berbahaya.
Untuk mendapatkan kulit yang sedikit cerah, mengapa kita harus mengorbankan organ ginjal yang begitu penting? Sementara warna putih yang didapatpun bersifat sementara. Bila pemberian vit c dihentikan, maka dalam waktu paling lama 1 bulan warna kulit akan kembali seperti semula.
Risau karena warna kulit sungguh tidak masuk akal, karena di mata banyak orang warna kulit kecoklatan justru disebut dengan kulit yang eksotis. Dan kulit kecoklatan jauh lebih sehat karena mempunyai melanin sebagai pelindung terhadap ultraviolet perusak kulit.
Mulai hari ini, kita harus berhenti memutihkan kulit dengan cara berbahaya tersebut.
RG. Salam NKRI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline