Lihat ke Halaman Asli

Germanus Loy Teku

Segala Sesuatu Ada Waktunya

Enek, Indonesian Food Rasanya Sama

Diperbarui: 10 Juli 2022   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber KOMPAS.com

Makanan yang tersaji pada masa kecilku adalah makanan yang bisa disebut sebagai masakan kampung. Teknik memasaknya tidak jauh dari rebus-rebusan, bakar-bakaran, urap-urapan ( baca lawar) dan santan-santanan. Bumbunya sederhana. Yang paling penting adalah keseimbangan rasa antara asin, pedas dan asam.

Tumis-tumisan kadang-kadang saja menghiasi menu makan kami, dan kalau ada senangnya bukan kepalang. Aroma bawang goreng sebelum memasukan sayuran sering jadi aroma favorit yang menggugah selera.

Saat itu Ajinomoto dan Miwon sudah populer. Rasa umami yang datang dari dua bumbu ini menjadi sesuatu yang diadopsi dengan suka cita, kecuali rumah kami dan banyak rumah lainnya yang melarang penggunaannya. Katanya bisa menyebabkan berbagai macam penyakit, padahal penyebab penyakit dari makanan adalah karena kebiasaan konsumsi tinggi garam, tinggi karbohidrat/gula. Selain itu juga karena gaya hidup dan sanitasi yang buruk.

Berbeda dengan rasa umami, masyarakat di desaku masih mengasosiasikan rasa manis dengan minuman kopi, teh dan kue-kuean. Rasa manis yang ditambahkan pada makanan adalah sebuah kecelakaan besar dan pelanggaran serius kuliner kampung.

Alhasil, kalaupun di dapur ada gula, mencoba memasukan unsur ini ke dalam makanan hanya akan mengundang kontroversi dari orang serumah. Syukur-syukur kalau cuma dikomplain atau mencak-mencak. Banyak yang menolak memakannya dan berakhir derai air mata bagi yang memasaknya.

Namun saat ini meng-gulai makanan sudah bisa diterima secara luas, walaupun masih ada sebagian masyarakat yang tidak menyukainya. Keberadaan bumbu-bumbu yang lebih kompleks dan bervariasi juga telah menyusup dalam daftar belanja masayarakat.

Stok bumbu di dapur warga juga tidak melulu cuma garam, bawang, cabe dan penyedap rasa, tapi terlihat pula berbagai rupa bumbu, baik yang masih gelondongan maupun yang telah dikemas.

Orang menyebutnya bumbu dapur Indonesia. Aroma masakan yang dibumbui bumbu-bumbu ini biasa ditemukan di rumah warrga maupun di warung-warung dan gerobak-gerobak penjual makanan. Entahlah saya benar atau tidak, masakan-masakan itulah yang kemudian banyak kukenal sebagai Indonesian Food, Masakan Indonesia.

Hal yang menarik adalah saat saya dikirimi makanan khas atau makan di suatu tempat yang menyajikan menu daerah tertentu, kenapa aromanya bumbunya sudah bisa ditebak, rasanya juga sudah bisa diprediksi? Bumbunya sama. Yang itu dan itu lagi. 

Rasanya kalau bukan manis gurih, ya asam manis, atau pedas manis, atau pedas gurih...dan manis. Selalu seperti itu. Gula, kecap, lengkuas, salam, dan sereh tampaknya telah menjadi bumbu wajib.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline