Lihat ke Halaman Asli

Germanus Loy Teku

Segala Sesuatu Ada Waktunya

Pura Luhur Tamba Waras: Hampir Saja Kulewati Pesonanya (Bagian 1)

Diperbarui: 27 Mei 2022   13:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Tinggal di Bali adalah sebuah keberuntungan bagiku yang senang pergi-pergi, sendirian. Oh, jangan dulu berpikir saya tipikal orang-orang itu yang introvert, cool, pemberani dan  suka menjelajah alam dalam kesendirian. Saya ekstrovert yang pemalu dan takut jalan sama orang. Menurut para cerdik pandai itu karena  low self esteem dan butuh terapi. Bodo amat, kalau nanti tunggu sembuh, tak ada kesempatan bagiku menikmati ketakterdugaan yang nikmat sekali.

Kisah singkat ini untuk kalian kompasioner petualang yang punya isu sepertiku atau yang memang tidak ingin menikmati Bali dengan cara mainstream.

Pura Luhur Tamba Waras letaknya di Kabupaten Tabanan. Jika kalian sedang ada di daerah hype seperti Canggu, menurut Google Maps, perjalanan dengan sepeda motor memakan waktu kira-kira satu jam. Akan tetapi Minggu kemarin perjalanku memakan waktu tiga jam. 

Ada banyak tempat dan momen yang sayang kalau dilewatkan begitu saja. Ada sawah, bendungan, sungai, burung, dan kebun yang ditumbuhi rumput hijau tapi rapi jali.
Juga ada orang-orang untuk  senyum kiri-senyum kanan. 

Rata-rata orang yang saya temui sedang menyabit rumput atau dalam perjalanan dengan rumput. Tampaknya desa-desa yang saya lewati adalah desa peternak. Pantas saja kebun-kebun mereka asri dengan rumput yang hijau tertata rapi. Seperti padang hijau kecil berjejer dihiasi rimbun pepohonan yang asri.

Dokpri


Pura Luhur Tamba Waras terletak di Desa Sangketan, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Seperti dibaca di BaliExpress online, Pura Tamba Waras dibangun ditempat itu setelah sebuah kejadian spiritual berupa penemuan obat untuk raja yang lagi sakit. Raja akhirnya perlahan-lahan sembuh. 

Sebagai tanda hormat dan pemuliaan, tempat ditemukan obat tersebut dibangun Pura pemujaan yang dikenal sebagai Tamba Waras. Tamba sendiri berarti obat dan waras berarti sehat.


 Yang kusuka dari tempat ini adalah udaranya yang dingin. Banyak anggrek dan lumut tumbuh di sana. Demikian pula sayur paku dan tumbuhan edible lainnya yang bertebaran di mana-mana. Kalau aku tinggal di sana, akan akan kuolah semua itu jadi makanan yang enak-enak.

Dokpri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline