Lihat ke Halaman Asli

Germanus Loy Teku

Segala Sesuatu Ada Waktunya

Surat Peringatan Twitter Waktu Saya Mention Elon Musk

Diperbarui: 5 Mei 2022   22:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi, hasil tangkapan layar

Saya mulai mengunakan Twitter dua belas tahun yang lalu. Setelah sekian lama aman-aman saja,  akhirnya Twitter menegurku. Menurut Twitter salah satu celotehanku sudah keluar dari ketentuan. Balasanku atas twit Elon Musk dimasukkan dalam  kategori abuse dan harrasment. Seketika saya merasa berdosa, hina, plus takut jadi viral. Bayangkan bagaimana netizen menyerangku. Tapi  twitku yang mana?

Sejak Kaka Elon berkicau mengenai sikapnya yang tidak mau didikte oleh bisisikan negara manapun soal Starlink, aku jadi kagum sekali. Lalu beliau membuat postingan lain soal kebebasan berpendapat saat  perseteruan antara Rusia dan Ukaraina sedang panas-panasnya. Meleleh aku jadinya.  Tiba-tiba saya jadi akrab dengannya secara virtual.  Jika dulu Elon Musk menjadi pemicu yang membuatku cemburu akan kekayaan dan kesuksesannya, kini semanya menguap ke angkasa. Cemburuku berubah menjadi cinta.

Secara singkat, kronologis peringatan dari Twitter adalah sebagai berikut:

Malam itu, tanggal 13 atau 12 April yang lalu saya dapat pemberitahuan pembatasan akun untuk 12 jam ke depan karena salah satu twit saya dianggap melanggar ketentuan. Saya diminta untuk menghapus twit termaksud. Setelah menyetujui saya terkejut ternyata twit balasanku untuk Elon Musk yang bermasalah. Saya membalas twitnya pada tanggal 10 atau 11 April 2022.

Delete the w in twitter? -Demikian Kaka Elon berkicau pada tanggal 10 April 2022.

Saya yang merasa sudah akrab secara virtual dengan Kaka Elon serta merta membayangkan hal paling kocak dalam pikiranku.  Jorok sih, tapi aku suka lelucon jorok.

Pikiranku membayangakan kata Twit (dalam Bahasa Indonesia), lupa kalau bahas Inggrisnya Tweet. 

Langsung saja saya membalas. Kumention user namenya dilanjutkan dengan twit yang tidak bisa kuulang di sini. 

Senang sekali bisa terlibat dalam percakapan dengan orang paling kaya sejagat. Orangnya kocak pula, jadi saya merasa senang  bisa berkontribusi dalam menciptakan kejenakaan global.

Nah, twit itu rupanya yang menjadi asal muasal notifikasi pembatasan akun. Tanpa pikir panjang saya langsung menghapus kicauan balasanku itu. Seram saja membayangkan Elon Musk membalas kicauanku lalu mengajak orang untuk mementionku. Saya belum siap jadi selebriti yang terkenal karena twit jorok. Belum sekarang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline