Lihat ke Halaman Asli

Gerlima Jakarta

Gerakan Literasi Masyarakat

Cerpen " Gugur Di Balik Layar " Karya Syafiq

Diperbarui: 3 Agustus 2024   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Media Sosial Di Gadget/VOI.ID

Lail, seorang remaja berusia empat belas tahun, menghabiskan hampir seluruh waktunya di media sosial. Setiap pagi, ia bangun dan langsung memeriksa ponselnya sebelum berangkat sekolah. Terjebak dalam rutinitas scrolling Tiktok, memperbarui status, dan membalas komentar, Lail merasa terhubung dengan banyak orang meskipun sering kali merasa kesepian di dunia nyata.

Seiring berjalannya waktu, Lail semakin sulit memisahkan antara dunia maya dan dunia nyata. Ia sering kali terjaga hingga larut malam, hanya untuk memperbarui postingan dan berkomentar pada unggahan teman-temannya. Tugas sekolahnya mulai terabaikan, dan saat berkumpul dengan teman-temannya di sekolah, ia lebih asyik dengan ponselnya, membuat teman-temannya merasa diabaikan.

Kekacauan ini memuncak saat Lail terlibat dalam perselisihan online dengan seseorang yang tidak dikenal. Pertengkaran virtual itu menguras emosinya dan membuatnya merasa sangat tertekan. Melihat betapa beracunnya situasi tersebut, salah seorang guru yang peduli akhirnya mengajak Lail untuk berbicara. Guru tersebut menjelaskan dampak negatif dari kecanduan media sosial dan bagaimana hal itu mempengaruhi kualitas hidupnya.

Setelah percakapan tersebut, Lail mulai merenung dan menyadari betapa banyak waktu dan energi yang ia habiskan di dunia maya, mengabaikan aspek-aspek penting dalam hidupnya. Ia memutuskan untuk membuat perubahan kecil tetapi signifikan, mengurangi waktu di media sosial dan mulai fokus pada tugas sekolah serta berinteraksi dengan teman-temannya secara langsung.

Perubahan ini membawa dampak positif pada hidup Lail. Ia merasa lebih produktif dan mulai menikmati aktivitas yang sebelumnya terlupakan, seperti membaca buku dan bermain olahraga. Hubungannya dengan teman-temannya membaik, dan ia merasa lebih puas dengan dirinya sendiri. Lail belajar bahwa meskipun media sosial bisa menjadi alat yang berguna, keseimbangan dan perhatian terhadap kehidupan nyata adalah kunci untuk menjaga kesehatan mental dan kesejahteraa

Penulis : Syafiq Rafa Faruqi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline