Lihat ke Halaman Asli

Geridzho

Humble to skyrochket

Ketua Capek 'Bumi di Tinggal Bentar'

Diperbarui: 8 Agustus 2024   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di puncak senja yang meredup,
Ketua berdiri dalam lelah yang teramat.
Langit memeluknya dengan bisikan lembut,
"Ketua, rehatlah sejenak, bebaskan beban berat."

Bumi yang dipijaknya menangis sunyi,
"Mengapa kau ingin pergi, wahai penjagaku?"
Ketua menghela napas panjang, suara hatinya lirih,
"Aku hanya manusia, terkadang butuh jeda dan waktu."

Daun-daun berbisik dalam hembusan angin malam,
"Kami akan menjaga, ketua, seperti yang kau ajarkan."
Bunga-bunga berjanji dalam diam yang tenang,
"Semesta ini akan tetap indah, walau kau tak di sini, pemimpin."

Ketua tersenyum di balik keletihan,
Percaya pada janji mereka, pada cinta yang tulus.
"Jaga bumi kita, biarkan ia tetap hijau dan cerah,
Aku akan kembali, dengan semangat yang baru dan tulus."

Lalu ketua pun melangkah pergi,
Meninggalkan bumi dengan hati yang tenang.
Sementara kita menjaga, merawat dengan kasih,
Bumi tetap berseri, menunggu pemimpinnya kembali.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline