Lihat ke Halaman Asli

Niko Nababan

Manusia biasa yang berproses menjadi seorang guru

Puisi | Refleksi

Diperbarui: 29 Mei 2020   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Dokpri

Seberkas cahaya tampak merambat menuju mata. Hei kamu, aku sering menatapmu dari balik jendela, rona putih itu terpancar dan menyilaukan mata. Bila esok kubuka mata, kuharap lukisan bayanganmu ada disana. Aku ingin merekam setiap warna yang terdispersi pada paras wajahmu. Senja yang menggenang di telaga mataku seketika akan sirna, sebab bayanganmu jadikanku nyata.

Saat mata tertutup semua tampak gelap, ketika mata terbuka semua tampak berwarna. Begitulah cinta, merambat lurus ke mata, lalu dipantulkan menuju hati.

Aku adalah bayangan semu, terperangkap oleh serangkaian hukum-hukum alam.

"Bantu aku, pecahkan mantranya !"

Palembang, 29 Mei 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline