Lihat ke Halaman Asli

Niko Nababan

Manusia biasa yang berproses menjadi seorang guru

Cerpen | Wanita yang Tak Pernah Menyatakan Cinta

Diperbarui: 20 Mei 2019   23:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

John Barney Art - Original Abstract Painting/zatista.com

"Mestinya aku kembali lebih awal," pikir Doni. Ia mendapati ibunya menangis di sudut pintu dapur. Ada beberapa pecahan gelas juga di lantai. Dilihatnya rak piring yang tak lagi tegak lurus. Tampak sisinya bengkok akibat pukulan yang keras.

Apa yang dicemaskan Doni terjadi lagi. Semua ini adalah ulah ayahnya. Ini yang ia khawatirkan, ketika sedang tidak berada di rumah. Ia menatap ke arah ibunya. Ada beberapa bekas pukulan di wajah.

"Sial ! Bajingan itu sungguh keterlaluan," umpat doni dalam hati.

Dengan wajah tampak geram, lalu ia bertanya kepada ibunya.

"Masalah apalagi sekarang ? kemana dia pergi ?"

Ibunya tidak membalas pertanyaan Doni, hanya tampak wajahnya yang sedang menahan air mata. Doni mencoba menarik nafas pelan. Ia masih dapat mendengar isak kesedihan yang belum dituntaskan ibunya.

"Icha," seru Doni, namun tidak ada jawaban.

Seharusnya adiknya itu sudah berada di rumah. Adiknya masih duduk di bangku sekolah dasar kelas lima. Icha merupakan adik Doni satu-satunya. Sebenarnya Doni memiliki seorang kakak, namun setelah lulus sekolah dasar kakaknya memilih tinggal dengan nenek.

Doni memanggil adiknya berulang kali, namun tetap tidak ada sahutan. Kemudian, ia pergi mencari kekamar. Di kamar tampak adiknya sedang menangis.

"Kau baik-baik saja kan ?"

"Iya bang, hanya saja aku tidak bisa melerainya, seperti yang abang lakukan" sambung adiknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline