Lihat ke Halaman Asli

Niko Nababan

Manusia biasa yang berproses menjadi seorang guru

Cinta pada Lembaran Kertas

Diperbarui: 16 Maret 2019   08:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

nation.com/the nation

Cinta diam-diam datang. Padahal gairah, berulang kali aku buang. Di setiap petang. Di setiap kata-kata yang aku panjatkan.

Aku tidak mahir mengatur diri. Bagai daun kering yang siap jatuh, dari jemari ranting.

Hatiku tak berteguh. Terombang-ambing, dalam kata-kata. Hingga tak tuntas aku, merangkai setiap cerita.

Di lembaran kertas, aku berbalas-balas. Terbayang wajah-wajah sekilas. Wajah yang hilangkan waras. Yang singkirkan culas dari paras.

Kupandangi lembaran kertas. Di kertas itu aku mengatur skenario. Agar terlihat bagus peranku. Ku bungkam semua lara, pada setiap tetes tinta hitam. Impi tak elok ditelan mimpi. Kuhelai senyum, petanda kelas akan dimulai.

Aku ingin mengasihi diriku. Bukan karena kata-kata. Bukan juga oleh sebuah pengakuan.

Aku ingin mengasihi diriku. Lewat setiap basah, yang singgah pada lembaran kertas. Tempat dimana "cinta" diam-diam datang.

Palembang, 16/3/19

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline