Lihat ke Halaman Asli

Niko Nababan

Manusia biasa yang berproses menjadi seorang guru

Puisi | Benci dalam Secangkir Kopi

Diperbarui: 26 Februari 2019   04:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

http://www.sumberharga.com/cuppa-coffee

Ketika rindu menjadi benci, pahitnya secangkir kopi tak lagi dapat dinikmati. Sebab hati menjadi gelap dan pekat yang meluap-luap di sekitaran bibir. Tersebutlah aku, yang dengan segera mencuri senja di awal. Aku enggan menyaksikan; sang senja tertawa di atas cangkir kopiku. Bagiku senja adalah milik secangkir kopi dan bersama pahit senja kunikmati.

Betapa dahsyatnya rindu, membunuh dan mematikan perasaan sang pecandu. Bicaraku tak lagi pakai spasi, manisnya ucapan adalah caci dan maki. Benci kini jatuh hati padaku dan pahitnya mengalahkan milik secangkir kopi. Sepi enggan berkompromi, sebab secangkir kopiku kini tak lagi menginspirasi. Tak ada rindu kali ini, tempat dimana secangkir kopi dengan liarnya berfantasi.

Secangkir kopi mengajariku arti mencintai, tentang bagaimana aku melarutkan rindu dalam berbagai rasa. Namun cinta tidak tahu diri, pahitnya kopi dibalasanya dengan benci. Benciku kini yang menguasai.

Secangkir kopi hangat berangsur dingin dan warnanya tak lagi hitam pekat. Enggan aku menyentuhnya, juga pahitnya pun sudah tak seberapa. Sungguh secangkir kopi yang malang.

Senja sudah pulang, kopi yang malang masih menggenang tenang. Kupandang bayang-bayang ku didalam, tampak air mata berlinang. Oh jalang, sungguh sayang jika dibuang. Kusulang perlahan di mulutku dan semuanya menghilang.

Ada rasa yang kusangkal yang disajikan secangkir kopi.
Kuharap rinduku mengenalnya

Plg, 25/2/19

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline