Lihat ke Halaman Asli

Niko Nababan

Manusia biasa yang berproses menjadi seorang guru

Puisi | Malam Tanpa Secangkir Kopi

Diperbarui: 10 Februari 2019   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: pxhere.com

Aku mengutak-atik arti kebahagiaan
Hingga tak lagi aku mengenali manisnya senyuman
Aku mengenalmu
Namun aku tak lagi melihat senyumanmu
Aku merindukanmu
Namun aku tak lagi mengenali rindu milikmu

Dinginnya malam bukan lagi milik secangkir kopi
Tak sekalipun aku menikmatinya kini
Lelahku ditebus oleh kebisuan
Bersama selimut lusuh
Tempat dimana aku mencintaimu lewat mimpi

Kerinduan akan terus mencumbui waktu
Sampai kapan ?
Aku pun tidak tau
Tak perlu disesali
Sepekan akan jadi semusim
Semusim cukup untuk lupakan semua tentangmu

Kenangan tidak mungkin tersesat
Hanya menunggu waktu
Untuk kembali dan menceritakan lagi
Buang setiap keraguanmu
Karena kita adalah pemeran utamanya

Palembang, 10/02/19

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline