Lihat ke Halaman Asli

Gerard Soeharly

Muda, beda dan berkarya.

Welcome To Depok, Wali Kota Lawan Wakilnya

Diperbarui: 31 Agustus 2020   01:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pribadi

Depok, 30 Agustus 2019

Kapal Depok saat ini hampir tenggelam diterpa badai Pilkada, Kapten dan Wakilnya sudah tak lagi kompak, Kapten sedang kebingungan soal tujuannya membawa Kapal ini sementara, Wakilnya coba merampas kendali sementara, penumpang kapal mulai resah dengan keadaan ini. Begitulah gambaran Kota Depok saat ini!

Tahun ini, Kota Depok akan mengahadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada bulan Desember mendatang, uniknya meski belum dibuka pendaftaran resmi dari KPUD setempat namun, diduga kuat Wali Kota Depok Mohammad Idris akan berlawanan dengan Wakilnya sendiri yakni Pradi Supriatna.

Mohammad Idris akan menggandeng rekan satu partai dari Partai Keadilan Sosial (PKS) yakni Imam Budi Hartono yang masih menjabat Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat sedangkan, Pradi Supriatna dari Partai Gerindra menggandeng wanita cantik Afifah Alia dari Partai PDI-P.

Percaya atau tidak, suka atau tidak, mau atau tidak yang jelas itu sangat berdampak pada masyarakat, bayangkan saja seharusnya pasangan yang saling mengisi dalam menjalankan roda Pemerintahan itu justru harus bertentangan.

Menurut Wikipedia, tugas seorang Wakil Wali kota adalah menjalankan sebagaian tugas yang diemban oleh Wali Kota dalam melayani masyarakat ditempatnya menjabat.

Beberapa masyarakat dari berbagai kalangan mulai mengeluhkan kinerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok dipenghujung masa jabatannya yang kini, sedang sibuk-sibuknya mengais dikit demi sedikit pundi-pundi suara.

Ini adalah dinding tembok Pemkot yang transparan, kita dapat melihat bagaimana ketidak-kompakannya kerja pemimpin Depok itu, jika memang senada  mengapa tak dilanjutkan saja, mengapa harus bercerai???

Memang tak diketahui pasti apa yang terjadi didalam ruangan dingin protokoler Pemerintah Kota Depok, namun harus disepakati bahwa langkah yang diambil masing-masing mereka adalah keputusan untuk tidak bersama lagi alias putus, begitulah kaum milenial menyebutnya.

Namun dalam politik ada istilah "The Last Minute" atau menit terakhir bahkan detik terakhir, dalam waktu itu semua bisa berubah yang lawan jadi kawan, yang kawan jadi lawan.

"Mungkin saja, ini trik politik yang sedang dimainkan Idris-Pradi," kalimat itu ternyata tak cukup menenangkan, politik daerah itu biasanya berkaca dari perpolitikan nasional.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline