Lihat ke Halaman Asli

Gerardo Alvin

Sedang mencari Pekerjaan

Cerita Saya Mengalami Kecanduan Games

Diperbarui: 24 Agustus 2022   14:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Freepik

Saya ingat ada satu pepatah mengatakan "Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik". Betul, dalam hidup kita ini kita diajarkan untuk mengatur dan mengelola diri kita sesuai dengan porsinya. Namun, kita tidak akan bisa lepas dari sebuah masalah. Saya tahu setiap masalah punya solusi, akan tetapi tidak semua orang sadar mengenai hal ini, bahkan banyak juga yang akhirnya mencari penyelesaian masalah dengan cara yang salah. 

Saya pernah mengalami kecanduan dalam bermain game. Tidak hanya satu game, melainkan banyak sekali games yang saya mainkan dan akhirnya kecanduan. Tapi, saya akan cerita salah satunya saja. Pada saat saya mengenjak usia remaja dan baru masuk SMA, Orang tua saya membelikan sebuah laptop dan saya sangat senang akan hal itu.  

Saat saya berada di sekolah, saya melihat teman saya bermain game FPS yang cukup terkenal, yaitu Team Fortress 2. Pulang sekolah, saya langsung download dan cukup memakan banyak kuota internet saya saat itu. 

Di rumah, saya dan keluarga belum mempunyai WiFi, sehingga kami menggunakan USB Modem untuk mengakses internet untuk tugas maupun yang lainnya. Setelah game tersebut selesai terdownload, saya langsung mencoba game tersebut dan WOW!

Game nya sangat seru bahkan saya lupa kapan saya harus belajar dan mandi pada saat di rumah. Kesan saya saatmemainkan game Team Fortress 2 ini adalah saya diberi kebebasan untuk memilih tim maupun kelas/posisi apa yang saya mainkan. 

Terdapat banyak mode pada game ini yang bisa saya mainkan dan membuat seakan - akan pikiran dan kesenangan saya tertarik. Semua fokus dan tenaga seakan teralihkan pada sebuah game. Saya harus konsentrasi secara penuh agar bisa memenangkannya. Tapi, apadaya semua level yang saya lalui tidak menghasilkan kemenangan yang berarti, melainkan sebuah kekalahan yang menyakitkan.

Sumber: Steam

Saya terus menerus agar bisa memenangkan game ini. Saya rela merogoh kocek uang saya untuk membeli kuota internet bahkan dari tabungan saya yang ada. Waktu pun terbuang, saya pada saat itu hanya memiliki aktivitas main game, makan, mandi, dan pastinya tidur. Ketika tidurpun saya masih memikirkan tentang game tersebut dan pastinya ingin main lagi. Tersiksa? Pasti, tapi pada awalnya tidak bahkan saya sangat gembira pada saat itu.

Namun, saya baru menyadari akibat yang ditimbulkan, nilai saya dalam sekolah jeblok, saya sering tidak fokus dan sulit berkonsentrasi saat di sekolah. Saya sering dimarahi oleh orang tua saya karena kuota internet sering habis. 

Saya juga terkesan acuh tak acuh dengan kedatangan teman dan saudara dari orang tua saya. Saya menjadi sedikit antisosial. Saya sering lupa mengerjakan PR dari sekolah atau belajar sebelum Ulangan pada hari berikutnya. Kalaupun belajar, pikiran saya masih terus menempel pada game tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline