Lihat ke Halaman Asli

Gerakan UI Mengajar

Kegiatan Filantropi bidang Pendidikan Dasar

GUIM Menyelenggarakan Simulasi Mengajar di Beji, Depok

Diperbarui: 12 Maret 2020   15:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu calon pengajar GUIM sedang memberikan materi pada proses seleksi simulasi mengajar | Dok. pribadi

Depok---Sebanyak 96 calon pengajar Gerakan Universitas Indonesia Mengajar (GUIM) mengikuti seleksi pengajar tahap ketiga berupa simulasi mengajar di sekolah dasar.

Simulasi mengajar dilaksanakan selama dua hari, yaitu pada tanggal 19 dan 26 Oktober 2019 di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Beji Timur 2, Depok. SDN Beji Timur 2 terdiri dari 18 rombongan belajar di mana terdapat tiga rombongan belajar untuk setiap kelasnya. Dalam satu hari, sebanyak 48 pengajar ditempatkan di kelasnya masing-masing dan menunjukkan kemampuannya dalam menyampaikan materi di kegiatan belajar mengajar.

Murid-murid SDN Beji Timur 2, Depok | Dok. pribadi

Pada saat simulasi mengajar, setiap calon pengajar GUIM diberikan waktu sebanyak 20 menit untuk mengisi kelas dan menyampaikan mata pelajaran Tematik. "Sebelumnya mereka sudah diberikan contoh RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) dan buku rujukan," ujar Ghina Aribah, penanggung jawab kegiatan simulasi mengajar dan juga anggota tim Educational Development GUIM, Rabu (23/10/2019).

Dalam satu kelas, seorang pengajar ditemani oleh seorang panitia GUIM, assessor dari komunitas Sayap Dewantara (Sadewa), dan wali kelas di kelas tersebut. "Sikapnya sopan (tutur bicara dan pakaian --red), penguasaan materi, manajemen kelas, dan skill mengajar," ucap Ghina ketika ditanya mengenai kriteria pengajar yang diharapkan dari simulasi mengajar. Penilaian simulasi mengajar dilakukan oleh assessor, sedangkan wali kelas memberikan penilaian secara deskriptif.

Assessor dan Wali Murid sedang memberikan penilaian kepada calon pengajar GUIM | Dok. pribadi

Setiap calon pengajar dituntut untuk bisa kreatif dan inovatif dalam menyampaikan materi di kelas melalui berbagai media pembelajaran. Permasalahan utama saat simulasi mengajar adalah beberapa calon pengajar belum bisa menggunakan bahasa yang dapat dimengerti anak-anak. 

"Challenge (tantangan -red) terbesar (bagi calon pengajar) adalah mendapatkan atensi dari anak-anak di kelas," ujar Ghina. 

Dari 96 calon pengajar, akan diseleksi menjadi 59 orang untuk mengikuti seleksi tahap selanjutnya.

Pada akhirnya, hanya akan ada 36 pengajar terbaik yang akan diterima oleh GUIM dan terjun langsung ke lokasi kegiatan selama 25 hari di bulan Januari. Para pengajar dan guru-guru di lokasi kegiatan akan mengajar bersama sambil menerapkan metode belajar yang menyenangkan dan bebagi inspirasi kepada murid.

Sabtu, 26 Oktober 2019

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline