Lihat ke Halaman Asli

Silahkan Bunuh Diri, Nak

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_93676" align="alignleft" width="200" caption="semoga tidak ada kesia-siaan (gambar:google)"][/caption] Sebuah pertanyaan meluncur entah dari mulut siapa, sedikit berbau sih. "Apa yang paling membahagiakan manusia." "Bunuh diri." Jawab seseorang, entah itu serius. "Iya karena alasannya dengan bunuh diri, setelah membayangkan yang terindah. Kebahagiaan yang dihasilkan dari hayalan itu tidak terputus, karena nyawa kita telah lebih dulu putus." Tetapi itu hanya obrolan lepas saat menyambut matahari menyapa Magrib. Sebab, sebagai seorang Muslim, sangat tidak bisa dimaafkan upaya bunuh diri. Jika di Palestina banyak yang bunuh diri bahkan ada restu sekaligus fatwa dari ulama, bagaimana? Setahuku, Tuhan tidak suka neko-neko. Untuk tujuan apapun apakah tidak ada jalan selain menyerahkan nyawa dengan mudah seperti itu? Kenapa sampai hari ini, agamapun diperalat untuk sebuah ketololan? Bukan kapasitas saya menjawab itu. Maaf, hanya uneg-uneg dari sebuah senja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline