Kepulauan Indonesia berada pada daerah geologi yang sangat dinamis, yang kita kenal dengan sabuk api (ring of fire) yang membentang dari pantai Barat Pulau Sumatera hingga pantai Timur Papua. Konsekuensi dari posisi ini adalah Indonesia termasuk negara yang rawan gempa (tektonik maupun vulkanik) dan meletusnya gunungapi.
Banyaknya korban jiwa pada letusan-letusan tersebut telah mengingatkan kita akan pentingnya program mitigasi bencana gunungapi. Program mitigasi bencana gunungapi disusun Pemerintah dan masyarakat dalam upaya meminimalkan kerugian baik jiwa, harta maupun infrastruktur.
Namun demikian betapapun baiknya program mitigasi namun bila tidak disosialisasikan secara terus menerus dan sebaran yang meluas, maka bila terjadi bencana tidak akan memberikan hasil yang diharapkan.
Sosialisasi mitigasi tentunya memerlukan personal-personal penyuluh yang kompeten, personal yang mempunyai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah terstandar sehingga proses penyebaran program mitigasi dapat diterima dan dipahami oleh masyarakat sekitar wilayah bencana gunungapi.
Dalam upaya memperbanyak penyuluh-penyuluh program mitigasi yang kompeten, PPSDM geominerba menyelenggarakan Diklat Penyuluh Mitigasi Bencana Gunungapi.
Sebanyak 25 orang peserta yang merupakan perwakilan dari Masyarakat Desa Tangguh Bencana, dan Masyarakat Lingkar Kawasan Geopark, mengikuti diklat yang berlangsung selama lima hari (26-30 April 2021) di Museum Gunungapi Batur dan Pusat Pelatihan Geominerba, Bali.
Dengan terselenggaranya diklat ini dapat mempunyai penyuluh-penyuluh mitigasi bencana yang kompeten sehingga program mitigasi dapat tersosialisasi secara baik dan meluas, dan pada saatnya ketika terjadi bencana, kerugian dapat diminimalkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H